Tetra Pak Indonesia targetkan tingkat daur ulang kemasan 24 persen
11 September 2019 05:11 WIB
Bincang-bincang menghadirkan Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia bersama mitra kerja terkait program daur ulang (Foto istimewa)
Jakarta (ANTARA) - Tetra Pak Indonesia, perusahaan pemrosesan dan pengemasan makanan dan minuman, bersama mitra menargetkan untuk mendaur ulang lebih dari 10.388 ton kemasan karton bekas minuman sebagai upaya mengurangi dampak lingkungan juga memberikan nilai ekonomis bagi para mitra usaha daur ulang.
Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia menjelaskan bahwa aspek keberlanjutan selalu menjadi inti dalam komitmen perusahaan untuk melindungi makanan, masyarakat, dan masa depan.
"Kami secara berkelanjutan bekerja mencapai dampak lingkungan minimum di seluruh rantai pasok. Dan kami memahami pentingnya kolaborasi jangka panjang dengan mitra-mitra kami seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, pemerintah, komunitas, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan ambisi kami dalam low carbon circular economy," Michael Wu di Jakarta, Rabu.
Sejalan dengan ambisi perusahaan hingga 2020, Tetra Pak, kata Michael Wu telah berkomitmen untuk meningkatkan tingkat daur ulang hingga 24 persen dengan mempertimbangkan berbagai capaian yang telah diraih sejak 2005.
"Pada 2016, kami telah membangun infrastruktur daur ulang polymer aluminum (polyal) dengan salah satu mitra pendaur di Tangerang dengan kapasitas 7.000 lembar atap gelombang polyal per bulan dan tingkat daur ulang sebesar 8,7% (4.382 ton)," ujarnya.
Michael Wu juga melaporkan kalau pada 2019, perusahaan berhasil menambah mitra pengumpul baru dan total lima mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5%.
"Pada 2020 nanti, Tetra Pak Indonesia mencanangkan target tingkat daur ulang sebesar 24% dan lebih dari 13.000 ton kemasan karton bekas yang akan terdaur ulang," ungkapnya.
Baca juga: Tetra Pak Indonesia kunjungi hutan tersertifikasi di Kulon Progo
Kolaborasi jangka panjang, jelas Michael Wu akan terus ditempuh dengan para mitra seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, masyarakat, pemerintah, komunitas, bank sampah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai target 2020.
Wisnu Wiguna, pemilik Leo Graha Sukses Primatama, perusahaan yang telah bermitra dengan Tetra Pak selama lebih dari 10 tahun mendaur ulang serta menghasilkan produk atap gelombang yang berkualitas.
Mitra lainnya Daur Esia Jaya Trimegah bergerak pada pengolahan daur ulang serat kertas dari kemasan karton bekas minum menjadi berbagai karya kreatif berwawasan lingkungan yang memberikan nilai tambah bagi kami selaku pelaku bisnis.
Selain itu, untuk memaksimalkan pencapaian usaha daur ulang, Tetra Pak Indonesia, Leo Graha, dan Daur Esia juga mengajak para konsumen di Indonesia mempraktikkan kesadaran gerakan 3L (Lipat, Letak, dan Lepas) untuk penanganan kemasan karton bekas minuman.
Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian konsumen dan masyarakat terhadap pemilahan sampah sejak dari sumbernya guna meningkatkan nilai ekonomi sampah, efektivitas dalam pengumpulan sampah sehingga semakin memperkuat ekosistem daur ulang khususnya pada kemasan karton bekas minuman.
Baca juga: Tetra Pak Indonesia terapkan industri 4.0
Michael Wu, Managing Director Tetra Pak Malaysia, Singapore, Philippines, & Indonesia menjelaskan bahwa aspek keberlanjutan selalu menjadi inti dalam komitmen perusahaan untuk melindungi makanan, masyarakat, dan masa depan.
"Kami secara berkelanjutan bekerja mencapai dampak lingkungan minimum di seluruh rantai pasok. Dan kami memahami pentingnya kolaborasi jangka panjang dengan mitra-mitra kami seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, pemerintah, komunitas, dan para pemangku kepentingan lainnya untuk menyukseskan ambisi kami dalam low carbon circular economy," Michael Wu di Jakarta, Rabu.
Sejalan dengan ambisi perusahaan hingga 2020, Tetra Pak, kata Michael Wu telah berkomitmen untuk meningkatkan tingkat daur ulang hingga 24 persen dengan mempertimbangkan berbagai capaian yang telah diraih sejak 2005.
"Pada 2016, kami telah membangun infrastruktur daur ulang polymer aluminum (polyal) dengan salah satu mitra pendaur di Tangerang dengan kapasitas 7.000 lembar atap gelombang polyal per bulan dan tingkat daur ulang sebesar 8,7% (4.382 ton)," ujarnya.
Michael Wu juga melaporkan kalau pada 2019, perusahaan berhasil menambah mitra pengumpul baru dan total lima mitra pengumpul yang bertanggung jawab untuk wilayah Bali, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jabodetabek, sehingga kenaikan tingkat daur ulang diharapkan mencapai 22,5%.
"Pada 2020 nanti, Tetra Pak Indonesia mencanangkan target tingkat daur ulang sebesar 24% dan lebih dari 13.000 ton kemasan karton bekas yang akan terdaur ulang," ungkapnya.
Baca juga: Tetra Pak Indonesia kunjungi hutan tersertifikasi di Kulon Progo
Kolaborasi jangka panjang, jelas Michael Wu akan terus ditempuh dengan para mitra seperti pengumpul sampah, pendaur ulang, pelanggan, masyarakat, pemerintah, komunitas, bank sampah, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mencapai target 2020.
Wisnu Wiguna, pemilik Leo Graha Sukses Primatama, perusahaan yang telah bermitra dengan Tetra Pak selama lebih dari 10 tahun mendaur ulang serta menghasilkan produk atap gelombang yang berkualitas.
Mitra lainnya Daur Esia Jaya Trimegah bergerak pada pengolahan daur ulang serat kertas dari kemasan karton bekas minum menjadi berbagai karya kreatif berwawasan lingkungan yang memberikan nilai tambah bagi kami selaku pelaku bisnis.
Selain itu, untuk memaksimalkan pencapaian usaha daur ulang, Tetra Pak Indonesia, Leo Graha, dan Daur Esia juga mengajak para konsumen di Indonesia mempraktikkan kesadaran gerakan 3L (Lipat, Letak, dan Lepas) untuk penanganan kemasan karton bekas minuman.
Gerakan ini diharapkan mampu meningkatkan kepedulian konsumen dan masyarakat terhadap pemilahan sampah sejak dari sumbernya guna meningkatkan nilai ekonomi sampah, efektivitas dalam pengumpulan sampah sehingga semakin memperkuat ekosistem daur ulang khususnya pada kemasan karton bekas minuman.
Baca juga: Tetra Pak Indonesia terapkan industri 4.0
Pewarta: Ganet Dirgantara
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: