Jayapura (ANTARA) - Ketua Lembaga Masyarakat Adat (LMA) Port Numbay/Kota Jayapura George Awi mengaku prihatin atas kepulangan ratusan mahasiswa Papua yang rata-rata kuliah di Pulau Jawa.

"Kami sebenarnya sedikit prihatin kenapa anak-anak mahasiswa yang kuliah di Papua ini pulang kampung, siapa yang suruh mereka itu pulang ke Papua," kata George ketika dikonfirmasi dari Jayapura, Selasa.

Padahal, kata dia,,mereka ini dikirim oleh orang tua maupun pemerintah daerah dan dibiayai supaya mereka kuliah di luar Papua.

"Mereka ini kan menjadi aset kita di Papua untuk membangun, kita perlu sumber daya manusia yang berkualitas. Jadi anak-anak ini pulang, sebagai orang tua kita prihatin begitu," ujarnya.

Baca juga: Papua Terkini - Mahasiswa Papua diimbau tetap kuliah di tempat studi

George berharap Pemprov Papua mengumpulkan anak-anak mahasiswa ini dan menanyakan alasan mereka pulang. Kalau memang itu masalah keamanan di tempat mereka kuliah maka perlu dibicarakan secara baik dengan pemda setempat untuk memberikan jaminan keamanan kepada mereka.

"Kalau bisa minta kebijakan dari pemerintah daerah dan Menteri Perhubungan untuk memfasilitasi penerbangan ke masing-masing tempat studi mereka," katanya.

Menurut dia, jika langkah-langkah ini tidak ditempuh maka dampaknya akan lebih besar lagi. Untuk itu, perlu dipikirkan jalan keluarnya.

"Sebagai orang tua harus menasihati anaknya supaya dia kembali untuk kuliah baik-baik di tempat studinya, tidak usah pulang," tambah dia.

Baca juga: Wiranto: Mahasiswa Papua mulai dikirim kembali untuk belajar

Sebelumnya, Gubernur Papua Lukas Enembe menyayangkan kepulangan ratusan mahasiswanya ke Bumi Cenderawasih pascainsiden rasisme yang terjadi di Surabaya dan Malang Jawa Timur beberapa waktu lalu.

"Saya sampaikan waktu itu kalau di NKRI tidak aman akan dipulangkan, tapi daerahnya aman, jadi tidak usah pulang," katanya.

Menurut Lukas, mahasiswa Papua bersikeras tetap pulang dengan kemauan sendiri, sehingga pihaknya menjadi bingung untuk mengaturnya.

Baca juga: Kapolda Papua: 700 mahasiswa asal Papua pulang

"Kami akan membicarakan kepulangan mahasiswa tersebut bersama Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, Majelis Rakyat Papua (MRP) Papua Barat, Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) dan wali kota/bupati se-Papua," ujarnya.

Dari informasi yang diperoleh, lebih dari 300 mahasiswa pulang ke Papua, 200 mahasiswa berasal dari kota studi Manado, sedangkan 100 lebih sisanya berasal dari beberapa kota studi di Pulau Jawa.