Surabaya (ANTARA News) - Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas), Dady P Rachmananta mengatakan Indonesia belum pada tahap budaya membaca, tapi baru pada tahap menumbuhkan minat baca. "Itu menunjukkan minat baca masyarakat Indonesia masih rendah," katanya saat menghadiri acara peresmian empat taman baca masyarakat di House of Sampoerna, Jalan Raya Kebalen, Surabaya, Kamis. Bahkan Indonesia dengan jumlah penduduknya yang cukup besar tertinggal jauh dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan Vietnam. Untuk itu, kata dia, yang perlu dilakukan saat ini adalah gerakan membaca yang diwujudkan dengan optimalisasi peran perpustakaan di daerah-daerah di Indonesia. Salah satu upaya untuk mewujudkan itu dengan cara kerjasama dengan pihak swasta yang peduli dengan pendidikan untuk mendirikan taman belajar masyarakat, taman pintar atau perpustakaan di semua instansi pemerintahan maupun swasta. Seperti halnya yang dilakukan oleh Yayasan Pengembangan Perpustakaan Indonesia (YPPI) bekerjasama dengan PT HM Sampoerna Tbk mendirikan empat taman belajar masyarakat (TBM) di beberapa wilayah di Kota Surabaya. Empat TBM tersebut meliputi TBM Puspa Indah di Kelurahan Krembangan Utara, Kecamatan Pabean Cantian, TBM Wahana Baca di Kelurahan Kedungbaruk, Kecamatan Rungkut, TBM Mawar di Kelurahan Rungkut Menanggal, Kecamatan Gununganyar dan TBM Kawan Kami di Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan. "Kerja sama tersebut juga telah dilakukan oleh pihak swasta lainnya seperti Coca Cola, PT Telkom dan lainnya," katanya. Namun demikian, pihaknya juga mengakui bahwa pengelolaan Perpustakaan di daerah-daerah di Indonesia belum optimal karena masih menunggu keluarnya Peraturan Pemerintah (PP) atas UU Nomor 43 Tahun 2007 tentang perpustakaan. "PP tersebut menjadi pedoman di masing-masing daerah untuk mengelolah perpustakaan," katanya saat menghadiri acara peresmian empat taman baca masyarakat di House of Sampoerna, Jalan Raya Kebalen, Surabaya, Kamis.(*)