Indonesia ajak ASEAN memasyarakatkan nilai-nilai bersama
10 September 2019 12:57 WIB
Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela Pertemuan ke-15 Pejabat Tinggi ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (SOMCA) di Yogyakarta, Selasa (10/9/2019). ANTARA/Yashinta Difa/am.
Yogyakarta (ANTARA) - Indonesia mengajak sesama negara anggota ASEAN untuk memasyarakatkan nilai-nilai bersama, yang akan terangkum dalam narasi identitas ASEAN.
Narasi tentang identitas ASEAN diusulkan Indonesia yang menjadi ketua Pertemuan ke-15 Pejabat Tinggi ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (the 15th ASEAN Senior Officials Meeting for Culture and Arts/SOMCA and Related Meetings) di Yogyakarta, 9-12 September 2019.
Menurut Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu, narasi ini perlu diangkat untuk meningkatkan kesadaran bahwa ASEAN bukan hanya organisasi yang terkonstruksi secara politis, tetapi ada nilai-nilai budaya Asia Tenggara yang harus menyatu dalam identitas ASEAN.
Baca juga: Indonesia usulkan "identitas ASEAN" dalam pertemuan bidang kebudayaan
Kesamaan nilai itu, di antaranya, bahwa hampir semua negara anggota ASEAN, kecuali Thailand, pernah dijajah oleh bangsa Barat. Selain itu, negara-negara di Asia Tenggara juga mendapat pengaruh dari peradaban India dan China.
“Masyarakat ASEAN perlu memahami bahwa sebetulnya kita ini sama-sama memiliki nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan meskipun sangat beragam tetapi kita sangat bisa beradaptasi dan mengadopsi nilai-nilai yang datang dari manapun ke kawasan Asia Tenggara,” ujar Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu di sela-sela ASEAN SOMCA ke-15 di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan kesamaan nilai-nilai itu, Indonesia kemudian mengusulkan narasi identitas ASEAN yang diharapkan bisa digunakan oleh seluruh negara anggota untuk membumikan ASEAN.
Baca juga: Indonesia serukan ASEAN perkuat soliditas hadapi ketidakpastian global
Setelah dibahas dalam SOMCA ke-15, narasi tentang identitas ASEAN ditargetkan untuk diadopsi oleh para pemimpin negara anggota dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2020.
“Harapannya pada KTT ASEAN akhir 2020, para pemimpin bisa menerima narasi ini. Bentuknya memang bukan komunike atau dokumen bersama, tetapi sebuah narasi yang bisa mendorong rasa kebersamaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat di kawasan mengenai ASEAN,” tutur Riaz.
Rancangan mengenai identitas ASEAN yang diajukan oleh Indonesia ini merupakan hasil diskusi dari sejumlah organisasi masyarakat sipil, yang telah dikonsultasikan dengan 10 negara anggota selama dua bulan.
Jika narasi mengenai identitas ASEAN disepakati oleh seluruh negara anggota, maka akan membantu proses memasyarakatkan ASEAN, yang selama ini hanya dipahami oleh kalangan terbatas seperti pemerintah, mahasiswa, media, akademisi, dan universitas.
Baca juga: Indonesia apresiasi dukungan Australia terhadap ASEAN Outlook
Pertemuan ASEAN SOMCA tahun ini diikuti delegasi dari 10 negara ASEAN yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam; serta tiga negara mitra yaitu Jepang, Korea Selatan, dan China.
Kegiatan SOMCA merupakan salah satu upaya meningkatkan kerja sama internasional di bidang kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan guna menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.
Narasi tentang identitas ASEAN diusulkan Indonesia yang menjadi ketua Pertemuan ke-15 Pejabat Tinggi ASEAN untuk Urusan Kebudayaan dan Kesenian (the 15th ASEAN Senior Officials Meeting for Culture and Arts/SOMCA and Related Meetings) di Yogyakarta, 9-12 September 2019.
Menurut Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu, narasi ini perlu diangkat untuk meningkatkan kesadaran bahwa ASEAN bukan hanya organisasi yang terkonstruksi secara politis, tetapi ada nilai-nilai budaya Asia Tenggara yang harus menyatu dalam identitas ASEAN.
Baca juga: Indonesia usulkan "identitas ASEAN" dalam pertemuan bidang kebudayaan
Kesamaan nilai itu, di antaranya, bahwa hampir semua negara anggota ASEAN, kecuali Thailand, pernah dijajah oleh bangsa Barat. Selain itu, negara-negara di Asia Tenggara juga mendapat pengaruh dari peradaban India dan China.
“Masyarakat ASEAN perlu memahami bahwa sebetulnya kita ini sama-sama memiliki nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan meskipun sangat beragam tetapi kita sangat bisa beradaptasi dan mengadopsi nilai-nilai yang datang dari manapun ke kawasan Asia Tenggara,” ujar Direktur Kerja Sama Sosial Budaya ASEAN Kementerian Luar Negeri Riaz Saehu di sela-sela ASEAN SOMCA ke-15 di Yogyakarta, Selasa.
Berdasarkan kesamaan nilai-nilai itu, Indonesia kemudian mengusulkan narasi identitas ASEAN yang diharapkan bisa digunakan oleh seluruh negara anggota untuk membumikan ASEAN.
Baca juga: Indonesia serukan ASEAN perkuat soliditas hadapi ketidakpastian global
Setelah dibahas dalam SOMCA ke-15, narasi tentang identitas ASEAN ditargetkan untuk diadopsi oleh para pemimpin negara anggota dalam Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN 2020.
“Harapannya pada KTT ASEAN akhir 2020, para pemimpin bisa menerima narasi ini. Bentuknya memang bukan komunike atau dokumen bersama, tetapi sebuah narasi yang bisa mendorong rasa kebersamaan dan meningkatkan kesadaran masyarakat di kawasan mengenai ASEAN,” tutur Riaz.
Rancangan mengenai identitas ASEAN yang diajukan oleh Indonesia ini merupakan hasil diskusi dari sejumlah organisasi masyarakat sipil, yang telah dikonsultasikan dengan 10 negara anggota selama dua bulan.
Jika narasi mengenai identitas ASEAN disepakati oleh seluruh negara anggota, maka akan membantu proses memasyarakatkan ASEAN, yang selama ini hanya dipahami oleh kalangan terbatas seperti pemerintah, mahasiswa, media, akademisi, dan universitas.
Baca juga: Indonesia apresiasi dukungan Australia terhadap ASEAN Outlook
Pertemuan ASEAN SOMCA tahun ini diikuti delegasi dari 10 negara ASEAN yakni Brunei Darussalam, Filipina, Indonesia, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam; serta tiga negara mitra yaitu Jepang, Korea Selatan, dan China.
Kegiatan SOMCA merupakan salah satu upaya meningkatkan kerja sama internasional di bidang kebudayaan sesuai amanat UU No. 5 tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan guna menghidupkan dan menjaga ekosistem kebudayaan baik di dalam negeri maupun antar negara.
Pewarta: Yashinta Difa Pramudyani
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2019
Tags: