Jakarta (ANTARA) - Analis Wall Street meramalkan iPhone terbaru yang diluncurkan pada Selasa (10/9) waktu Amerika Serikat akan mendongkrak penjualan gawai Apple dengan permintaan paling banyak dari China.

Apple hari ini diperkirakan akan meluncurkan tiga iPhone terkini. Fitur-fitur baru yang akan ada di ketiga ponsel tersebut antara lain prosesor yang lebih canggih dan kamera baru.

Analis Wedbush, seperti dikutip Reuters, memprediksi banyak orang yang ingin upgrade iPhone mereka, diperkirakan akan ada 180 juta unit iPhone baru terjual dalam 12 bulan ke depan.

Sebanyak 60 hingga 70 juta unit akan terjual di China karena penggemar Apple ingin upgrade iPhone mereka.

Baca juga: Desain iPhone terbaru dilaporkan berubah sepenuhnya

Baca juga: Apple tuduh Google "picu ketakutan" atas keamanan iPhone


Apple saat ini memiliki 900 juta iPhone yang aktif dipakai di seluruh dunia. Kombinasi penjualan iPhone X yang lemah sejak 2017 ditambah kontrol harga yang ketat diperkirakan mampu memacu permintaan dari para pengguna yang mempertahankan iPhone lama mereka.

"Ponsel-ponsel lama ini akan jadi kandidat upgrade dan kami terus melihat tahun fiskal 2020 sebagai masa siklus tukar-tambah iPhone, versus tahun 2021 yang akan jadi masanya siklus 5G," kata analis dari Bank of America.

Bank of Amerika memperkirakan ada akan 200 juta iPhone 6 dan model di bawahnya yang akan ditukar ke iPhone terbaru.

Meski pun belum keluar harga resmi, iPhone yang meluncur hari ini diperkirakan paling murah diberi harga 749 dolar sementara yang tertinggi 1.099 dolar. Apple pun turut kena kenaikan pajak 15 persen untuk produk-produk yang masuk ke China termasuk smartwatch dan headphone.

Penjualan Apple di China naik tahun ini karena ritel online China memberi diskon untuk iPhone. Analis Bank of America memperkirakan beberapa model iPhone juga akan dijual murah di China.

Baca juga: Ganti baterai iPhone tak bisa di sembarang toko

Baca juga: Perdana, Apple siarkan peluncuran iPhone di YouTube