Kemenpar tingkatkan SDM industri spa dengan sertifikasi
10 September 2019 00:07 WIB
Zahra Amalia dinobatkan sebagai Duta Pariwisata Spa 2019 (kedua kanan), didampingi Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani (kedua kiri) dalam acara malam anugerah "SPA & Wellness Tourism Award dan Pemilihan Duta Pariwisata SPA Indonesia 2019 tingkat Nasional" di Jakarta, Senin (9/9/2019) malam. (ANTARA/Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) terus berupaya untuk meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di industri spa salah satunya dengan melakukan sertifikasi kompetensi.
"Kelemahan kita ada di sertifikasi, Kemenpar bersama komunitas telah melakukan sertifikasi. Pada 2018-2019 ini, sebanyak 11.000 orang telah memiliki sertifikasi kompetensi di bidang Spa," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di sela acara malam anugerah "SPA & Wellness Tourism Award dan Pemilihan Duta Pariwisata SPA Indonesia 2019 tingkat Nasional" di Jakarta, Senin malam.
Ia menambahkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata bersama komunitas memfasilitasi sertifikasi para terapis spa sebagai upaya untuk memberikan pengakuan atas kompetensi profesi yang dimiliki tenaga kerja di bidang spa untuk memahami pentingnya profesional dan legalitas.
"Terapis kita sudah masuk top five dunia, namun untuk industri masih top ten, kita terus sempurnakan terus," ucapnya.
Baca juga: Arief Yahya sebut produk spa dan kesehatan bisa dongkrak pariwisata
Ke depan, Arief Yahya mengatakan, perempuan memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi industri spa dan pariwisata yang akhirnya turut membantu ekonomi nasional.
"Sebesar 90 persen bahkan 100 persen pekerja bisnis di Indonesia adalah perempuan. 'Spa and wellness' ini termasuk pendukung pariwisata, persentase tidak besar tapi melengkapi," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pariwisata merupakan sektor unggulan dalam menghasilkan devisa kepada negara.
"Tahun ini pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar mencapai 20 miliar dolar AS, berada di urutan pertama menggantikan posisi migas dan minyak kelapa sawit (CPO)," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan spa bukan hal baru di Indonesia, spa merupakan sistem penataan kesehatan warisan leluhur yang dilakukan menggunakan media air dan didukung pijat serta aroma terapi dari bahan alami.
"Berkembangnya industri spa akan menciptakan 'enterprenuer' baru, maka itu harus diimbangi dengan produk yang bermanfaat, dan pembinaan kode etik merupakan hal penting agar kualitas terjaga dengan baik," katanya.
Penyelenggaraan SPA & Wellness Tourism Award 2019 Indonesia mengangkat tema "Heritage Spa Indonesia" dengan misi memperkenalkan, membudidayakan dan menjadikan Spa Indonesia terbaik di kancah internasional.
Baca juga: Terapis spa Indonesia mulai masuk ke Eropa
Baca juga: Industri spa berpotensi memenangkan persaingan di pasar global
Baca juga: Industri spa Indonesia berpotensi mendunia
"Kelemahan kita ada di sertifikasi, Kemenpar bersama komunitas telah melakukan sertifikasi. Pada 2018-2019 ini, sebanyak 11.000 orang telah memiliki sertifikasi kompetensi di bidang Spa," ujar Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya di sela acara malam anugerah "SPA & Wellness Tourism Award dan Pemilihan Duta Pariwisata SPA Indonesia 2019 tingkat Nasional" di Jakarta, Senin malam.
Ia menambahkan pemerintah melalui Kementerian Pariwisata bersama komunitas memfasilitasi sertifikasi para terapis spa sebagai upaya untuk memberikan pengakuan atas kompetensi profesi yang dimiliki tenaga kerja di bidang spa untuk memahami pentingnya profesional dan legalitas.
"Terapis kita sudah masuk top five dunia, namun untuk industri masih top ten, kita terus sempurnakan terus," ucapnya.
Baca juga: Arief Yahya sebut produk spa dan kesehatan bisa dongkrak pariwisata
Ke depan, Arief Yahya mengatakan, perempuan memberikan kontribusi yang cukup tinggi bagi industri spa dan pariwisata yang akhirnya turut membantu ekonomi nasional.
"Sebesar 90 persen bahkan 100 persen pekerja bisnis di Indonesia adalah perempuan. 'Spa and wellness' ini termasuk pendukung pariwisata, persentase tidak besar tapi melengkapi," katanya.
Saat ini, lanjut dia, pariwisata merupakan sektor unggulan dalam menghasilkan devisa kepada negara.
"Tahun ini pariwisata menjadi penghasil devisa terbesar mencapai 20 miliar dolar AS, berada di urutan pertama menggantikan posisi migas dan minyak kelapa sawit (CPO)," katanya.
Dalam kesempatan sama, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani mengatakan spa bukan hal baru di Indonesia, spa merupakan sistem penataan kesehatan warisan leluhur yang dilakukan menggunakan media air dan didukung pijat serta aroma terapi dari bahan alami.
"Berkembangnya industri spa akan menciptakan 'enterprenuer' baru, maka itu harus diimbangi dengan produk yang bermanfaat, dan pembinaan kode etik merupakan hal penting agar kualitas terjaga dengan baik," katanya.
Penyelenggaraan SPA & Wellness Tourism Award 2019 Indonesia mengangkat tema "Heritage Spa Indonesia" dengan misi memperkenalkan, membudidayakan dan menjadikan Spa Indonesia terbaik di kancah internasional.
Baca juga: Terapis spa Indonesia mulai masuk ke Eropa
Baca juga: Industri spa berpotensi memenangkan persaingan di pasar global
Baca juga: Industri spa Indonesia berpotensi mendunia
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: