Warga Pekanbaru tolak penampungan imigran
9 September 2019 19:40 WIB
Puluhan warga Pekanbaru berunjuk rasa menolak rencana penempatan imigran di wilayah Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, Riau, Senin (9/9). ANTARA/Anggi Romadhoni
Pekanbaru (ANTARA) - Sejumlah warga Jalan Kartama, Kota Pekanbaru menggelar unjuk rasa menolak rencana pengelola Rumah Detensi Imigrasi setempat sebagai lokasi penampungan imigran pencari suaka.
Dalam aksinya yang digelar Senin siang, warga Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, itu keberatan rencana pengelola Rumah Detensi Imigrasi menyulap Gedung Nevada di sana sebagai lokasi penampungan imigran pencari suaka. Mereka khawatir keberadaan penampungan imigran akan berpengaruh terhadap kondusivitas masyarakat.
"Masyarakat menolak keberadaan penampungan Gedung Nevada untuk imigran. Mungkin ada anggapan efek samping atau perbedaan adat istiadat," ujar Ketua RW 6 Kelurahan Maharatu, Sucipto.
Juga baca: Pekanbaru tetapkan 10 SD tampung anak imigran bersekolah
Juga baca: Imigran di Medan unjuk rasa protes UNHCR
Juga baca: Puluhan imigran Afrika terciduk langgar aturan izin tinggal
Ia menjelaskan, perbedaan kebiasaan dan adat istiadat imigran dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi masyarakat. Ia mengaku sering mendengar pengaruh negatif akibat keberadaan warga asing itu. "Selalu dengar dari tempat lain, sering terjadi hal tak diinginkan hingga masyarakat trauma," katanya.
Hal senada juga disampaikan ketua pemuda setempat, Riki. Menurut dia, penolakan itu disampaikan seluruh RW dan RT di Kelurahan Maharatu. "Ini bukan dari satu RT saja tapi perwakilan seluruh RT di Kelurahan. Maharatu. Warga tidak terima kehadiran Nevada untuk penampungan. Warga mendengar ada (Imigran) yang menghamili istri orang dan mencuri," kata Riki.
Berdasarkan catatan, tercatat sebanyak 1.000 imigran dari berbagai negara konflik di Timur Tengah yang kini berada di Riau. Beberapa dari mereka bahkan telah tujuh tahun di Pekanbaru. Hingga kini, para imigran itu belum mendapat kepastian untuk menuju negara ke tiga.
Dalam aksinya yang digelar Senin siang, warga Kelurahan Maharatu, Kecamatan Marpoyan Damai, Pekanbaru, itu keberatan rencana pengelola Rumah Detensi Imigrasi menyulap Gedung Nevada di sana sebagai lokasi penampungan imigran pencari suaka. Mereka khawatir keberadaan penampungan imigran akan berpengaruh terhadap kondusivitas masyarakat.
"Masyarakat menolak keberadaan penampungan Gedung Nevada untuk imigran. Mungkin ada anggapan efek samping atau perbedaan adat istiadat," ujar Ketua RW 6 Kelurahan Maharatu, Sucipto.
Juga baca: Pekanbaru tetapkan 10 SD tampung anak imigran bersekolah
Juga baca: Imigran di Medan unjuk rasa protes UNHCR
Juga baca: Puluhan imigran Afrika terciduk langgar aturan izin tinggal
Ia menjelaskan, perbedaan kebiasaan dan adat istiadat imigran dikhawatirkan membawa dampak negatif bagi masyarakat. Ia mengaku sering mendengar pengaruh negatif akibat keberadaan warga asing itu. "Selalu dengar dari tempat lain, sering terjadi hal tak diinginkan hingga masyarakat trauma," katanya.
Hal senada juga disampaikan ketua pemuda setempat, Riki. Menurut dia, penolakan itu disampaikan seluruh RW dan RT di Kelurahan Maharatu. "Ini bukan dari satu RT saja tapi perwakilan seluruh RT di Kelurahan. Maharatu. Warga tidak terima kehadiran Nevada untuk penampungan. Warga mendengar ada (Imigran) yang menghamili istri orang dan mencuri," kata Riki.
Berdasarkan catatan, tercatat sebanyak 1.000 imigran dari berbagai negara konflik di Timur Tengah yang kini berada di Riau. Beberapa dari mereka bahkan telah tujuh tahun di Pekanbaru. Hingga kini, para imigran itu belum mendapat kepastian untuk menuju negara ke tiga.
Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: