BMKG: seluruh wilayah Kalimantan Selatan diselimuti kabut asap
9 September 2019 18:30 WIB
Helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana melakukan "water bombing" untuk memadamkan api di lahan gambut Jalan Lingkar Guntung Damar, Banjarbaru (antara/foto/firman)
Banjarbaru (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin menyatakan jika seluruh wilayah Kalimantan Selatan telah diselimuti kabut asap.
"Cuaca dalam beberapa hari terakhir ini termasuk untuk Selasa besok, masih diwarnai kabut asap," terang Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Bayu Kencana Putra di Banjarbaru, Senin.
Munculnya kabut asap akibat kebakaran lahan itu terjadi pada pagi hari dan dini hari. Seluruh wilayah alias 13 kabupaten dan kota di Kalsel tak luput dari serangan udara tak sehat tersebut.
"Setelah pagi berasap, memasuki siang cerah dan asap menghilang. Kemudian malam hari cerah berawan namun ada sebagian wilayah masih diselimuti asap tipis. Memasuki dini hari baru asap kembali menebal," jelas Bayu.
Baca juga: Kapolres Tapin: Perusahaan wajib miliki alat pemadam kebakaran
Baca juga: Warga diajak manfaatkan "Bekantan" laporkan karhutla
Dikatakan Bayu, untuk wilayah Kalsel akhir-akhir ini memang terpantau banyak titik panas dari pantauan satelit BMKG. Hal ini menyebabkan cuaca berasap pada malam hingga pagi hari. Ditambah lagi tidak turunnya hujan, menyebabkan semakin hari titik panas yang terpantau cukup banyak.
"Sering terjadinya kebakaran lahan ini karena kondisi suhu udara yang tinggi dan kelembaban rendah serta angin kencang yang sering terjadi belakangan ini. Sehingga jika ada wilayah yang terbakar sedikit, maka akan lebih mudah merambat ke wilayah sekitarnya," paparnya.
Untuk itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ataupun instansi terkait dengan selalu memberikan informasi titik panas maupun cuaca setiap harinya.
Pada Senin sore, BMKG juga mencatat ada 133 hotspot atau titik panas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Kalsel kecuali Banjarmasin. Meski di ibukota provinsi Kalimantan Selatan itu tak ada lahan yang terbakar, namun "Kota Seribu Sungai" tak luput dari serangan asap kiriman dari wilayah lain.
Sementara dari pantauan Antara sepanjang Senin siang hingga sore hari, helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan "water bombing" untuk memadamkan api di lahan gambut kawasan Jalan Lingkar Utara Tegal Arum dan Guntung Damar, Banjarbaru.
Diketahui kawasan tersebut terhampar cukup luas lahan kosong yang setiap tahun selalu terbakar. Bahkan, Badan Restorasi Gambut telah membuat sejumlah sumur bor sebagai sumber air. Namun faktanya tidak berfungsi maksimal seperti yang diharapkan.
Ironisnya, daerah ini menjadi penting dan strategis lantaran letaknya tak jauh dari Bandara Syamsudin Noor. Sehingga kabut asap yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan dikhawatirkan dapat mengganggu penerbangan.
Untuk itulah, satgas gabungan karhutla baik itu satgas darat yang dikomando Polres Banjarbaru dan Kodim 1006/Martapura maupun satgas udara yang berkekuatan empat unit helikopter BNPB terus berupaya menanggulangi setiap api yang muncul agar tak membesar.
Baca juga: Kapolda Kalsel: Bandara harus bebas kabut asap
"Cuaca dalam beberapa hari terakhir ini termasuk untuk Selasa besok, masih diwarnai kabut asap," terang Staf Prakirawan Stasiun Meteorologi Syamsudin Noor Banjarmasin, Bayu Kencana Putra di Banjarbaru, Senin.
Munculnya kabut asap akibat kebakaran lahan itu terjadi pada pagi hari dan dini hari. Seluruh wilayah alias 13 kabupaten dan kota di Kalsel tak luput dari serangan udara tak sehat tersebut.
"Setelah pagi berasap, memasuki siang cerah dan asap menghilang. Kemudian malam hari cerah berawan namun ada sebagian wilayah masih diselimuti asap tipis. Memasuki dini hari baru asap kembali menebal," jelas Bayu.
Baca juga: Kapolres Tapin: Perusahaan wajib miliki alat pemadam kebakaran
Baca juga: Warga diajak manfaatkan "Bekantan" laporkan karhutla
Dikatakan Bayu, untuk wilayah Kalsel akhir-akhir ini memang terpantau banyak titik panas dari pantauan satelit BMKG. Hal ini menyebabkan cuaca berasap pada malam hingga pagi hari. Ditambah lagi tidak turunnya hujan, menyebabkan semakin hari titik panas yang terpantau cukup banyak.
"Sering terjadinya kebakaran lahan ini karena kondisi suhu udara yang tinggi dan kelembaban rendah serta angin kencang yang sering terjadi belakangan ini. Sehingga jika ada wilayah yang terbakar sedikit, maka akan lebih mudah merambat ke wilayah sekitarnya," paparnya.
Untuk itu, BMKG terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) ataupun instansi terkait dengan selalu memberikan informasi titik panas maupun cuaca setiap harinya.
Pada Senin sore, BMKG juga mencatat ada 133 hotspot atau titik panas yang tersebar hampir di seluruh wilayah kabupaten dan kota di Kalsel kecuali Banjarmasin. Meski di ibukota provinsi Kalimantan Selatan itu tak ada lahan yang terbakar, namun "Kota Seribu Sungai" tak luput dari serangan asap kiriman dari wilayah lain.
Sementara dari pantauan Antara sepanjang Senin siang hingga sore hari, helikopter Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terus melakukan "water bombing" untuk memadamkan api di lahan gambut kawasan Jalan Lingkar Utara Tegal Arum dan Guntung Damar, Banjarbaru.
Diketahui kawasan tersebut terhampar cukup luas lahan kosong yang setiap tahun selalu terbakar. Bahkan, Badan Restorasi Gambut telah membuat sejumlah sumur bor sebagai sumber air. Namun faktanya tidak berfungsi maksimal seperti yang diharapkan.
Ironisnya, daerah ini menjadi penting dan strategis lantaran letaknya tak jauh dari Bandara Syamsudin Noor. Sehingga kabut asap yang ditimbulkan akibat kebakaran lahan dikhawatirkan dapat mengganggu penerbangan.
Untuk itulah, satgas gabungan karhutla baik itu satgas darat yang dikomando Polres Banjarbaru dan Kodim 1006/Martapura maupun satgas udara yang berkekuatan empat unit helikopter BNPB terus berupaya menanggulangi setiap api yang muncul agar tak membesar.
Baca juga: Kapolda Kalsel: Bandara harus bebas kabut asap
Pewarta: Firman
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019
Tags: