Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antar-bank di Jakarta pada Senin sore ditutup menguat didukung sentimen positif eksternal dan domestik.

Rupiah Senin sore ditutup menguat 66 poin atau 0,347 persen menjadi Rp14.035 per dolar AS dari sebelumnya Rp14.101 per dolar AS.

Direktur Utama PT Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi di Jakarta, Senin, mengatakan cadangan devisa Agustus yang meningkat membuktikan bahwa ekonomi pasca perang dagang dan Brexit masih cukup terkendali dan menjadi katalis positif bagi nilai tukar.

"Dan ini merupakan kontribusi pemerintah dan Bank Indonesia yang terus bekerja sama guna mengendalikan pasar sehingga di masa negara lain terguncang ekonominya, Indonesia terus membaik ekonominya," ujar Ibrahim.

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2019 tercatat sebesar 126,4 miliar dolar AS, meningkat 500 juta dolar AS dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2019 sebesar 125,9 miliar dolar AS.

Dari eksternal, negosiasi dagang antara AS dan China yang akan kembali digelar pertengahan bulan ini dan awal Oktober, serta adanya ekspektasi bahwa bank sentral AS, Federal Reserve (Fed), akan menurunkan suku bunganya, menjadi sentimen positif bagi rupiah.

Rupiah pada pagi hari dibuka menguat Rp14.088 dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.030 per dolar AS hingga Rp14.093 per dolar AS.

Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Senin ini menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.092 per dolar AS dibanding hari sebelumnya di posisi Rp14.140 per dolar AS.

Baca juga: IHSG ditutup menguat, dipicu tensi perang dagang mereda