Jakarta (ANTARA) - Mantan bos the Gunners Arsene Wenger merasa frustrasi saat membesut klub itu utamanya ketika merespons tuntutan manajamen kubu Emirates.

Setelah lebih dari 20 tahun di Emirates, Wenger menyatakan berhenti sebagai manajer Arsenal pada tahun 2018.

Wenger yang melatih skuad the Gunners sejak 1996 merasa memberi perubahan kepada klub Liga Inggris itu sebagaimana diharapkan dan dituntut oleh manajemen klub tersebut.

"Saya frustrasi dan tidak cukup punya waktu untuk berpikir tentang sepak bola," kata Wenger kepada beIN sports.

"Saya mungkin berada dalam model manajemen yang menuntut begitu banyak hal, dan saya melangkah perlahan. Saya merasa mendapat begitu banyak tekanan sejak awal sampai akhir berada di klub itu."

"Konsentrasi saya terganggu karena menerima begitu banyak tekanan."

Sebagai manajer Arsenal selama dua dekade terakhir, Wenger membawa perubahan besar-besaran kepada performa the Gunners.

Baca juga: Wenger masih ingin berkiprah lagi, tapi bukan jadi manajer

"Secara keseluruhan, dalam 10-15 tahun ke depan kami harus memikirkan apa langkah selanjutnya. Anda melihat banyak pemain yang menjadi atlet top sekarang ini, meski Anda berpikir ada dimensi yang sedikit hilang."

"Ini karena para pemain mendapat tekanan yang berlebihan secara individual," katanya sebagaimana dikutip dari laman goal.com.

"Tidak jarang saya menyaksikan pertandingan dan berpikir serta berkata dalam hati, dia pemain bagus, dia pemain bagus, tetapi saat ia bergabung dan bermain bersama tim, dia tidak menunjukkan performa memuaskan."

Wenger berencana menulis otobiografi perjalanan hidupnya khususnya selama berkiprah di sepak bola.

"Dengan bermodal pengalaman yang begitu luas, penting bagi saya untuk berbagi apa yang saya ketahui selama ini dan apa yang saya pelajari dalam hidup," kata Wenger.

Baca juga: Roma pinjam Mkhitaryan dari Arsenal
Baca juga: Arsenal dan Tottenham berbagi satu poin dari Derby London Utara