Pelaku industri ekonomi kreatif di Belitung bertambah
9 September 2019 15:23 WIB
Pemerintah Kabupaten Belitung, Babel, menggelar Pekan Ekonomi Kreatiff jilid dua sebagai wahana pameran bagi pelaku ekraf pada Minggu (8/9/2019). ANTARA/Kasmono
Belitung, Babel (ANTARA) - Jumlah pelaku industri ekonomi kreatif di Kabupaten Belitung, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, tercatat terus bertambah seiring maju dan berkembangnya dunia pariwisata di daerah itu.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Hermanto di Tanjung Pandan, Babel, Senin, mengatakan saat ini terdapat sekitar 2.000 pelaku industri ekonomi kreatif di daerah itu yang bergerak pada 16 subsektor ekonomi kreatif.
"Pelaku industri kreatif terus tumbuh dan berkembang semula hanya sekitar 1.800 kini telah mencapai sebanyak 2.000 pelaku industri ekonomi kreatif," katanya.
Menurut dia, pelaku industri kreatif tersebut bergerak di berbagai bidang seperti kuliner, kerajinan tangan, jasa pertunjukan, komunitas tari, fotografi, musik, desainer, dan industri film.
"Selain mendapatkan keuntungan ekonomi dari industri kreatif yang mereka bidangi. Mereka juga telah mendukung kemajuan kepariwisataan secara langsung," ujarnya.
Ia mengatakan, industri ekonomi kreatif memiliki perbedaan dengan pelaku UMKM biasa, dimana industri kreatif memiliki sentuhan serta nilai tambah pada produk maupun jasa yang dijualnya.
Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung juga mendorong para pelaku industri ekonomi kreatif di daerah itu dapat memasarkan produknya secara daring sehingga menambah luas pasar mereka.
"Sedangkan untuk program rutin kami berikan kepada mereka bekerja sama dengan semua pihak, baik dari badan ekonomi kreatif dan praktisi-praktisi," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Belitung menggelar acara Pekan Ekonomi Kreatif jilid dua, Minggu (8/9/2019) malam.
Acara terdiri atas pameran dan bazar dengan peserta diisi oleh pelaku ekonomi kreatif di daerah itu. Selain itu, juga diisi dengan kegiatan lomba serta dialog seputar industri ekonomi kreatif.
Baca juga: Ajak ASEAN, RI kembangkan ekosistem ekonomi kreatif berbasis 3 spirit
Baca juga: Bekraf: usia produktif mampu dorong prtumbuhan ekonomi kreatif
Baca juga: Bekraf sebut industri 4.0 untuk ekonomi kreatif adalah keniscayaan
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung Hermanto di Tanjung Pandan, Babel, Senin, mengatakan saat ini terdapat sekitar 2.000 pelaku industri ekonomi kreatif di daerah itu yang bergerak pada 16 subsektor ekonomi kreatif.
"Pelaku industri kreatif terus tumbuh dan berkembang semula hanya sekitar 1.800 kini telah mencapai sebanyak 2.000 pelaku industri ekonomi kreatif," katanya.
Menurut dia, pelaku industri kreatif tersebut bergerak di berbagai bidang seperti kuliner, kerajinan tangan, jasa pertunjukan, komunitas tari, fotografi, musik, desainer, dan industri film.
"Selain mendapatkan keuntungan ekonomi dari industri kreatif yang mereka bidangi. Mereka juga telah mendukung kemajuan kepariwisataan secara langsung," ujarnya.
Ia mengatakan, industri ekonomi kreatif memiliki perbedaan dengan pelaku UMKM biasa, dimana industri kreatif memiliki sentuhan serta nilai tambah pada produk maupun jasa yang dijualnya.
Dinas Pariwisata Kabupaten Belitung juga mendorong para pelaku industri ekonomi kreatif di daerah itu dapat memasarkan produknya secara daring sehingga menambah luas pasar mereka.
"Sedangkan untuk program rutin kami berikan kepada mereka bekerja sama dengan semua pihak, baik dari badan ekonomi kreatif dan praktisi-praktisi," katanya.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Belitung menggelar acara Pekan Ekonomi Kreatif jilid dua, Minggu (8/9/2019) malam.
Acara terdiri atas pameran dan bazar dengan peserta diisi oleh pelaku ekonomi kreatif di daerah itu. Selain itu, juga diisi dengan kegiatan lomba serta dialog seputar industri ekonomi kreatif.
Baca juga: Ajak ASEAN, RI kembangkan ekosistem ekonomi kreatif berbasis 3 spirit
Baca juga: Bekraf: usia produktif mampu dorong prtumbuhan ekonomi kreatif
Baca juga: Bekraf sebut industri 4.0 untuk ekonomi kreatif adalah keniscayaan
Pewarta: Kasmono
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: