Bantul (ANTARA) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menargetkan tambahan 100 pelaku usaha mikro, kecil dan menengah bisa menempati gerai Bandara Internasional Yogyakarta.

Baca juga: Bantul terima penghargaan Pelopor Pengembangan UMKM

"Untuk yang premium saja sudah masuk sembilan pelaku di gerai Angkasa Pura, kemudian yang 1.900 meter persegi kami targetkan 100 pelaku UMKM Bantul," kata Kepala Dinas Koperasi, UKM, dan Perindustrian Kabupaten Bantul Agus Sulistiyana di Bantul, Minggu.

Menurut dia, penempatan pelaku UMKM Bantul di gerai Yogyakarta International Airport (YIA) di Kulon Progo untuk menangkap peluang pengembangan potensi daerah menyusul MoU antara Pemkab dengan PT Angkasa Pura beberapa waktu lalu.

Ia mengatakan, proposal dari pelaku UMKM Bantul yang masuk ke instansinya untuk menempati gerai Angkasa Pura itu hingga akhir pekan lalu sudah mencapai 67 pelaku UMKM, dan diprediksi terus bertambah.

"Tetapi yang masuk langsung ke provinsi ada, nanti dilimpahkan ke kabupaten, dari 100 lebih pelaku usaha itu akan kami seleksi mudah-mudahan bisa mencapai 100 pelaku, kami akan melakukan pendekatan dengan Angkasa Pura," katanya.

Apalagi, lanjut dia, organisasi perangkat daerah (OPD) ini memiliki tim yang dipercaya General Manajer (GM) Angkasa Pura I Agus Pandu Purnama untuk melakukan seleksi UMKM Bantul yang produknya bisa berkelanjutan.

"Kalau yang sudah diakurasi artinya diharapkan dari UMKM itu ada kontinuitas produk dan kualitasnya, karena nanti ke depan akan berbayar, kalau sekarang sampai satu tahun gratis, karena itu kalau tidak kontinyu produk dan kualitas akan jatuh," katanya.

Dia mengatakan, di wilayah Bantul memang terdapat beragam pengusaha kecil yang bergerak di sektor kerajinan, makanan olahan maupun industri kreatif lainnya, sehingga penempatan di gerai Angkasa Pura sebagai upaya meningkatkan potensi ekonomi UMKM.

"UMKM di Bantul banyak sekali, ada kerajinan, olahan makanan dan sebagainya. Kalau (gerai) yang premium ini memang sementara sudah habis, tapi mungkin nanti kalau ada pengembangan lagi bisa kami tambah," katanya.
Baca juga: AP I optimistis YIA beroperasi penuh akhir 2019