Serang (ANTARA News) - Suara dentuman letusan Gunung Anak Krakatau (GAK) di perairan Selat Sunda, sepanjang Senin sebanyak 24 kali getarannya dirasakan hingga ke daratan. Namun demikian, getaran itu tidak menimbulkan kepanikan warga pesisir pantai Anyer. "Kami mendengar bunyi dentuman Gunung Anak Krakatau dengan jarak 42 Km, sejak pagi sampai sore disertai getaran," kata petugas Pemantauan Gunung Anak Krakatau (GAK) Jumono, di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Banten, Senin malam. Ia mengatakan, hingga saat ini getaran itu tidak menimbulkan kerusakan rumah warga maupun perabotan rumah tangga. Bahkan, warga juga tidak terpengaruh adanya dentuman letusan keras Gunung Anak Krakatau, mereka tetap melakukan aktivitas seperti biasa. Menurut dia, bunyi suara dentuman keras Gunung Anak Krakatau seharian mencapai 24 kali dibandingkan Minggu (8/6) hanya empat kali. Suara keras dentuman itu disebabkan meningkatnya frekuensi letusan dan kegempaan Anak Krakatau. Apalagi,ujar dia, saat ini lubang kawah baru semakin membesar hingga diameter 250 meter. Berdasarkan data yang terekam Pos Pemantau Pasauran, Serang, Banten, intensitas kegempaan Anak Krakatau sepanjang Senin (9/6) pukul 00-18 WIB tercatat sebanyak 319 kali yakni gempa vulkanik A (dalam) 30 kali,gempa vulkanik B (dangkal) 76 kali,letusan 109 kali, tremor 9 kali dan hembusan sebanyak 95 kali. "Hari ini letusan dan kegempaan Anak Krakatau meningkat dibandingkan Minggu (8/6) mencapai 268 kali," ujar Jumono.(*)