Kupang (ANTARA) - Ribuan hektare lahan persawahan mengalami kekeringan sehingga terjadi gagal panen, akibat kemarau yang melanda sejumlah kecamatan di Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur.

"Ada 1.000 hektare lahan persawahan yang mengalami gagal panen, karena tanaman padi yang telah ditanam mengalami kekeringan sebagai dampak kemarau yang melanda daerah ini," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Manggarai Barat, Dominikus Hawan ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu.

Ia mengatakan 1.000 eaktare lahan persawahan yang mengalami gagal panen karena kekurangan air untuk mengairi lahan persawahan milik para petani setempat.

"Jadi ada 1000 hektare sawah yang gagal panen pada tahun 2019 di Kabupaten Manggarai Barat. Sejak Agustus 2019 sudah tidak ada hujan di daerah ini," kata Dominikus Haswan.

Menurut dia, sumber mata air untuk mengairi 1.000 hektare lahan persawahan itu sudah mengering, sehingga tanaman padi yang telah ditanam serta sebagian hampir panen sudah mengering.

Ia mengatakan 1.000 hektare lahan persawahan yang mengalami gagal panen tersebar di Kecamatan Komodo (lima desa), Boleng (empat desa), Sanongoang (lima desa), dan Mbeliling (delapan desa) dan Lembor (satu desa), Serta Welak (empat desa).

"Banyak mata air yang menjadi sumber air untuk mengairi ribuan haktare persawahan itu mulai mengering sejak kemarau melanda Manggarai Barat pada awal Agustus 2019 lalu. Hal itulah yang menyebabkan banyak tanaman padi milik petani yang telah ditanam mengalami kekeringan," kata Dominikus Haswan.

Ia menambahkan, selain tanaman padi yang mengalami kekeringan juga terdapat tanaman jagung seluas 38,28 hektare, tanaman kacang hijau hampir 20 hektare. dan kacang kedelai 13 hektare.

Baca juga: 500 hektare padi di Banyumas puso akibat kekeringan

Baca juga: Dampak likuefaksi, 450 hektare sawah Parigi Moutong jadi lahan jagung