Bupati Trenggalek jadi nominator IVLP di Amerika Serikat
6 September 2019 17:25 WIB
Bupati Trenggalek Mochamad Nur Arifin (kedua kiri) dan istri, Novita Hardini (kedua kanan) di antara para model di akhir acara Musrena Keren di Trenggalek Jatim. (Dok Ist)
Trenggalek, Jatim (ANTARA) - Bupati Trenggalek, Jawa Timur Mochamad Nur Arifin menjadi satu-satunya kepala daerah di Asia yang diundang mengikuti International Visitor Leadership Program (IVLP) selama 20 hari di Amerika Serikat.
"Dalam undangan yang kami terima, saya terpilih untuk mengikuti program itu karena dianggap sebagai figur kepala daerah yang getol memperjuangkan rakyat. Terutama terkait isu keperempuanan dan anak," kata Bupati Nur Arifin dalam konfirmasi resminya di Trenggalek, Jumat.
Kesempatan itu ingin dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Bupati Nur Arifin dalam membawa isu-isu sensitif terkait keperempuanan.
"Misinya adalah bagaimana membuat batasan wanita untuk bisa terlibat dalam ekonomi, menghilangkan diskriminasi kepada perempuan di tempat pekerjaaan dan yang lainnya," ujarnya.
Lelaki yang akrab disapa Mas Ipin ini mengatakan, rencananya dia berangkat ke Amerika Serikat pada 8 September ini.
"Visa sudah keluar dari kedutaan, sementara izin dari Kemendagri sudah keluar dan dari Ibu Gubernur juga sudah lama memberikan izin," katanya.
Baca juga: SCG: Bupati Trenggalek masuk kandidat Wali Kota Surabaya diusung PDIP
"Ini prosedurnya Mendagri disurati langsung oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk memberitahukan bahwasanya saya adalah salah satu dari nominator yang dipilih mengikuti program IVLP yang rencananya akan digelar di empat negara bagian," katanya.
Dijelaskan dia, kegiatan itu sendiri rencananya akan membahas mengenai Women and Empowerment.
"Semua terkait isu-isu keperempuanan," ujar Arifin sambil mengakui bahwa masalah perempuan memang menjadi salah satu konsennya.
Bersama dengan istrinya, orang nomor satu di Trenggalek tersebut berusaha memperjuangkan hak-hak perempuan.
Mereka, yakni kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok rentan diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah, dengan membuat program Musrenakeren (Musyawarah perempuan, disabilitas dan kelompok rentan).
Baca juga: Bupati Trenggalek jamin perawatan bayi dibuang di pasar
"Dalam undangan yang kami terima, saya terpilih untuk mengikuti program itu karena dianggap sebagai figur kepala daerah yang getol memperjuangkan rakyat. Terutama terkait isu keperempuanan dan anak," kata Bupati Nur Arifin dalam konfirmasi resminya di Trenggalek, Jumat.
Kesempatan itu ingin dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh Bupati Nur Arifin dalam membawa isu-isu sensitif terkait keperempuanan.
"Misinya adalah bagaimana membuat batasan wanita untuk bisa terlibat dalam ekonomi, menghilangkan diskriminasi kepada perempuan di tempat pekerjaaan dan yang lainnya," ujarnya.
Lelaki yang akrab disapa Mas Ipin ini mengatakan, rencananya dia berangkat ke Amerika Serikat pada 8 September ini.
"Visa sudah keluar dari kedutaan, sementara izin dari Kemendagri sudah keluar dan dari Ibu Gubernur juga sudah lama memberikan izin," katanya.
Baca juga: SCG: Bupati Trenggalek masuk kandidat Wali Kota Surabaya diusung PDIP
"Ini prosedurnya Mendagri disurati langsung oleh Pemerintah Amerika Serikat untuk memberitahukan bahwasanya saya adalah salah satu dari nominator yang dipilih mengikuti program IVLP yang rencananya akan digelar di empat negara bagian," katanya.
Dijelaskan dia, kegiatan itu sendiri rencananya akan membahas mengenai Women and Empowerment.
"Semua terkait isu-isu keperempuanan," ujar Arifin sambil mengakui bahwa masalah perempuan memang menjadi salah satu konsennya.
Bersama dengan istrinya, orang nomor satu di Trenggalek tersebut berusaha memperjuangkan hak-hak perempuan.
Mereka, yakni kelompok perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok rentan diberikan kesempatan untuk berkontribusi dalam pembangunan daerah, dengan membuat program Musrenakeren (Musyawarah perempuan, disabilitas dan kelompok rentan).
Baca juga: Bupati Trenggalek jamin perawatan bayi dibuang di pasar
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: