Jokowi: tidak perlu malu sertifikat untuk agunan
6 September 2019 16:59 WIB
Presiden Joko Widodo memberikan sambutan pada acara Penyerahan Sertifikat Tanah Untuk Rakyat di GOR Pandawa, Sukoharjo, Jawa Tengah, Jumat (6/9/2019). Presiden menyerahkan Tiga ribu sertifikat tanah untuk warga di Kabupaten Sukoharjo. ANTARA FOTO/Mohammad Ayudha/pd/pri
Sukoharjo (ANTARA) - Presiden Joko Widodo meminta masyarakat agar tidak perlu malu menjadikan sertifikat tanah sebagai agunan untuk memperoleh pinjaman.
"Siapa yang mau pakai sertifikat untuk agunan?," tanyanya kepada 3.000 penerima sertifikat tanah di GOR Pandawa Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat.
Meski tidak banyak yang tunjuk jari, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak perlu malu menjadikan sertifikat tersebut sebagai modal untuk memperoleh pinjaman di lembaga keuangan.
"Kalau sudah pegang sertifikat biasanya pengen disekolahkan (dijadikan sebagai agunan, red). Titipan saya adalah tolong dihitung, kalkulasi bisa atau tidak nyicilnya setiap bulan," katanya.
Ia meminta masyarakat tidak menganggap remeh pinjaman di bank karena peminjam wajib mengembalikan.
"Banyak yang lupa, punya tanah gede dapat pinjaman Rp300 juta. Besoknya pergi ke diler, bayar uang muka Rp150 juta, pulang bawa mobil. Muter-muter dusun, gagah kan? Enam bulan gagahnya. Percaya saya. Begitu enam bulan tidak bisa 'ngangsur' mobil, tidak bisa 'ngangsur' bank. Sertifikat diambil bank, mobil diambil diler," katanya.
Oleh karena itu, agar tidak terjebak pada kondisi tersebut ia meminta agar masyarakat menggunakannya sebagai modal investasi maupun modal kerja.
"Jangan dipakai untuk hal-hal yang bersifat nonproduktf, kenikmatan, pamer. Gunakan untuk usaha, nanti dapat keuntungan, sebagian ditabung baru dipakai untuk beli mobil," katanya.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga sempat melakukan dialog dengan tiga penerima sertifikat, salah satunya Muji.
Pria tua tersebut mengaku akan menggunakan sertifikatnya untuk memperoleh pinjaman uang.
"Njenengan tanahe pinten (berapa luas tanahnya, red)," tanya Jokowi.
"Mboten ngertos pak (tidak tahu pak, red)," katanya yang disambut tawa Jokowi.
Lantas Jokowi membuka sertifikat milik warga Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo tersebut untuk memperlihatkan luas tanah yang tertera di dalam sertifikat.
"Njenengan kagungan 547 m2, ajeng kagem nopo? (Anda punya 547 m2, mau untuk apa?, red)," tanyanya.
Muji menjawab akan menggunakannya sebagai agunan mencari pinjaman uang sebesar Rp500 ribu untuk membayar SPP anak.
Pada kesempatan itu Jokowi meminta kesanggupan Muji untuk membayar angsuran setiap bulan.
"Nggih, mengkih sanggup nyicil Rp50.000/bulan (iya, sanggup mengangsur Rp50.000/bulan, red)," katanya.
Selanjutnya, selain memberikan foto sebagai kenang-kenangan, Jokowi juga memberikan ketiganya hadiah berupa sepeda.
Baca juga: Presiden janjikan 9 juta sertifikat tanah tuntas 2019
Baca juga: Presiden Joko Widodo komitmen tuntaskan sertifikat tanah rakyat
Baca juga: Tokoh adat Papua tegaskan sertifikat tanah punya nilai tawar tinggi
"Siapa yang mau pakai sertifikat untuk agunan?," tanyanya kepada 3.000 penerima sertifikat tanah di GOR Pandawa Solobaru, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah, Jumat.
Meski tidak banyak yang tunjuk jari, Jokowi meminta masyarakat untuk tidak perlu malu menjadikan sertifikat tersebut sebagai modal untuk memperoleh pinjaman di lembaga keuangan.
"Kalau sudah pegang sertifikat biasanya pengen disekolahkan (dijadikan sebagai agunan, red). Titipan saya adalah tolong dihitung, kalkulasi bisa atau tidak nyicilnya setiap bulan," katanya.
Ia meminta masyarakat tidak menganggap remeh pinjaman di bank karena peminjam wajib mengembalikan.
"Banyak yang lupa, punya tanah gede dapat pinjaman Rp300 juta. Besoknya pergi ke diler, bayar uang muka Rp150 juta, pulang bawa mobil. Muter-muter dusun, gagah kan? Enam bulan gagahnya. Percaya saya. Begitu enam bulan tidak bisa 'ngangsur' mobil, tidak bisa 'ngangsur' bank. Sertifikat diambil bank, mobil diambil diler," katanya.
Oleh karena itu, agar tidak terjebak pada kondisi tersebut ia meminta agar masyarakat menggunakannya sebagai modal investasi maupun modal kerja.
"Jangan dipakai untuk hal-hal yang bersifat nonproduktf, kenikmatan, pamer. Gunakan untuk usaha, nanti dapat keuntungan, sebagian ditabung baru dipakai untuk beli mobil," katanya.
Pada kesempatan itu, Jokowi juga sempat melakukan dialog dengan tiga penerima sertifikat, salah satunya Muji.
Pria tua tersebut mengaku akan menggunakan sertifikatnya untuk memperoleh pinjaman uang.
"Njenengan tanahe pinten (berapa luas tanahnya, red)," tanya Jokowi.
"Mboten ngertos pak (tidak tahu pak, red)," katanya yang disambut tawa Jokowi.
Lantas Jokowi membuka sertifikat milik warga Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo tersebut untuk memperlihatkan luas tanah yang tertera di dalam sertifikat.
"Njenengan kagungan 547 m2, ajeng kagem nopo? (Anda punya 547 m2, mau untuk apa?, red)," tanyanya.
Muji menjawab akan menggunakannya sebagai agunan mencari pinjaman uang sebesar Rp500 ribu untuk membayar SPP anak.
Pada kesempatan itu Jokowi meminta kesanggupan Muji untuk membayar angsuran setiap bulan.
"Nggih, mengkih sanggup nyicil Rp50.000/bulan (iya, sanggup mengangsur Rp50.000/bulan, red)," katanya.
Selanjutnya, selain memberikan foto sebagai kenang-kenangan, Jokowi juga memberikan ketiganya hadiah berupa sepeda.
Baca juga: Presiden janjikan 9 juta sertifikat tanah tuntas 2019
Baca juga: Presiden Joko Widodo komitmen tuntaskan sertifikat tanah rakyat
Baca juga: Tokoh adat Papua tegaskan sertifikat tanah punya nilai tawar tinggi
Pewarta: Aris Wasita
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: