Pengamat: Esemka berpeluang rebut pasar industri otomotif nasional
6 September 2019 16:43 WIB
Tanda tangan Presiden Joko Widodo di atas kap mobil Bima saat kunjungan ke pabrik mobil PT Solo Manufaktur Kreasi (Esemka) di Boyolali, pada Jumat (6/9/2019). (Kris, Biro Pers Setpres)
Jakarta (ANTARA) - Pengamat otomotif Agus Tjahajana Wirakusumah menyampaikan bahwa produk otomotif Esemka dinilai berpeluang untuk merebut pasar industri otomotif nasional apabila memenuhi beberapa kriteria.
“Kalau bisa menemukan segmen pasar yang pas dengan harga yang baik, kemudian purna jualnya bagus, dia pasti bisa,” kata Agus dihubungi di Jakarta, Jumat.
Mantan Dirjen Logam Mesin Eletronika dan Aneka Kementerian Perindustrian ini menyampaikan, kehadiran Esemka turut meramaikan industri otomotif nasional.
Baca juga: Jokowi jajal mobil bak Bima buatan Esemka
Namun menurut Agus, bukan hal yang mudah bagi Esemka untuk bersaing dengan industri otomotif lain yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia.
“Jadi pabrik esemka ini yang akan diperlukan sebenarnya kapital yang cukup besar. Karena kompetitornya sudah puluhan tahun di sini,” ujar Agus.
Namun, lanjut Agus, jika PT Solo Manufaktur Kreasi, sebagai produsen Esemka, memiliki strategi jitu untuk meraih pasar dalam negeri, maka Esemka dinilai akan dipertimbangkan di industri otomotif nasional.
Hal pertama yang perlu menjadi perhatian menurut Agus adalah soal harga, di mana kapasitas produksi yang besar dinilai dapat membuat harga lebih ekonomis.
Kemudian, layanan purnajual menjadi bagian yang sangat penting bagi pelanggan, sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan komponen untuk perawatan mobilnya.
“Purnajual itu tercermin suatu kerangka yang luas, mengenai value chain yang luas. Berarti kalau mau murah harus ada pemasok komponen,” ungkapnya.
Terakhir adalah pembiayaan, mengingat produk yang dikeluarkan adalah mobil niaga, sehingga dari kacamata bisnis, pembelian kendaraan melalui fasilitas kredit akan lebih banyak dipilih ketimbang pembelian tunai.
“Kalau fasilitas ini dapat dipermudah, akan lebih baik lagi bagi mobil Esemka yang memang memproduksi mobil pikap,” ungkap Agus.
Baca juga: Esemka meluncur, jenis mobil niaga banyak dipesan untuk pedesaan
Baca juga: Esemka diresmikan, pengamat: Pemerintah perlu arah industri mobil
“Kalau bisa menemukan segmen pasar yang pas dengan harga yang baik, kemudian purna jualnya bagus, dia pasti bisa,” kata Agus dihubungi di Jakarta, Jumat.
Mantan Dirjen Logam Mesin Eletronika dan Aneka Kementerian Perindustrian ini menyampaikan, kehadiran Esemka turut meramaikan industri otomotif nasional.
Baca juga: Jokowi jajal mobil bak Bima buatan Esemka
Namun menurut Agus, bukan hal yang mudah bagi Esemka untuk bersaing dengan industri otomotif lain yang sudah puluhan tahun beroperasi di Indonesia.
“Jadi pabrik esemka ini yang akan diperlukan sebenarnya kapital yang cukup besar. Karena kompetitornya sudah puluhan tahun di sini,” ujar Agus.
Namun, lanjut Agus, jika PT Solo Manufaktur Kreasi, sebagai produsen Esemka, memiliki strategi jitu untuk meraih pasar dalam negeri, maka Esemka dinilai akan dipertimbangkan di industri otomotif nasional.
Hal pertama yang perlu menjadi perhatian menurut Agus adalah soal harga, di mana kapasitas produksi yang besar dinilai dapat membuat harga lebih ekonomis.
Kemudian, layanan purnajual menjadi bagian yang sangat penting bagi pelanggan, sehingga konsumen dapat dengan mudah mendapatkan komponen untuk perawatan mobilnya.
“Purnajual itu tercermin suatu kerangka yang luas, mengenai value chain yang luas. Berarti kalau mau murah harus ada pemasok komponen,” ungkapnya.
Terakhir adalah pembiayaan, mengingat produk yang dikeluarkan adalah mobil niaga, sehingga dari kacamata bisnis, pembelian kendaraan melalui fasilitas kredit akan lebih banyak dipilih ketimbang pembelian tunai.
“Kalau fasilitas ini dapat dipermudah, akan lebih baik lagi bagi mobil Esemka yang memang memproduksi mobil pikap,” ungkap Agus.
Baca juga: Esemka meluncur, jenis mobil niaga banyak dipesan untuk pedesaan
Baca juga: Esemka diresmikan, pengamat: Pemerintah perlu arah industri mobil
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: