Harga cabai rawit merah di Purwokerto kembali melonjak
6 September 2019 09:18 WIB
Harga cabai rawit merah di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, yang sempat turun dari Rp82.000 per kilogram menjadi Rp62.000 per kilogram pada akhir bulan Agustus 2019, kembali melonjak hingga Rp80.000 per kilogram pada pekan pertama bulan September. (ANTARA/Sumarwoto)
Purwokerto (ANTARA) - Harga cabai rawit merah eceran di Pasar Manis, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, kembali melonjak setelah sempat menurun hingga kisaran Rp62.000 per kilogram.
"Harga cabai rawit merah eceran saat ini mencapai Rp8.000 per ons atau Rp80.000 per kilogram," kata salah seorang pedagang, Yuni di Pasar Manis Purwokerto, Jumat.
Ia mengakui pada akhir Agustus, harga cabai rawit merah eceran sempat turun dari Rp82.000 per kilogram menjadi Rp62.000 per kilogram karena saat itu pasokan di tingkat pedagang besar cukup banyak.
Akan tetapi, kata dia, penurunan harga tersebut hanya berlangsung selama tiga hari dan selanjutnya kembali naik menjadi Rp68.000 per kilogram namun hanya bertahan selama satu hari karena keesokan harinya naik menjadi Rp75.000 per kilogram.
Menurut dia, harga cabai rawit merah sebesar Rp75.000 per kilogram itu juga hanya berlangsung selama satu hari karena sejak 4 September hingga sekarang naik menjadi Rp80.000 per kilogram.
Ia mengaku tidak tahu pasti kenaikan harga cabai rawit merah tersebut namun berdasarkan informasi yang diterimanya karena faktor kekeringan sehingga pasokannya kembali berkurang.
Baca juga: BPS: Kenaikan harga cabai dan emas picu inflasi Agustus 2019
"Pasokan cabai rawit merah di pedagang besar tidak banyak sehingga harganya naik. Kalau tahu harganya bakal naik lagi, mungkin lebih baik tidak menurunkan harga dulu sampai penurunan harganya benar-benar stabil," katanya.
Pedagang lainnya, Hamidah mengatakan fluktuasi harga cabai rawit merah yang cukup tinggi menyebabkan pedagang kesulitan menjual komoditas tersebut.
"Sebagai pedagang sedikit resah ya (dengan adanya fluktuasi harga cabai rawit) karena kalau stabil, kami mengambil keuntungan agak mudah. Kalau begini kan kadang-kadang sudah dijual, untuk beli lagi enggak dapat, jadi mengalami kerugian," katanya.
Menurut dia, penurunan harga cabai rawit merah dari Rp82.000 per kilogram menjadi Rp62.000 per kilogram atau mendekati harga normal itu hanya berlangsung selama tiga hari dan selanjutnya naik lagi secara bertahap.
Oleh karena itu, dia mengaku hanya berani menyediakan stok cabai rawit merah yang akan dijual untuk konsumen hanya sebanyak 2 kilogram per hari.
"Kalau pas harganya stabil, saya berani menyediakan stok cabai rawit merah hingga 5 kilogram per hari," katanya.
Kendati harga cabai merah kembali mengalami lonjakan, harga cabai merah besar masih bertahan pada kisaran Rp57.000-Rp58.000 per kilogram setelah turun dari Rp60.000 per kilogram.
Demikian pula dengan harga cabai rawit hijau masih tetap sebesar Rp50.000 per kilogram setelah turun dari kisaran Rp52.000-Rp53.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting yang sempat turun dari Rp55.000 per kilogram menjadi Rp52.000 per kilogram kembali naik menjadi Rp58.000 per kilogram.
Baca juga: Terdorong harga cabai, Jatim inflasi 0,12 persen pada Agustus 2019
"Harga cabai rawit merah eceran saat ini mencapai Rp8.000 per ons atau Rp80.000 per kilogram," kata salah seorang pedagang, Yuni di Pasar Manis Purwokerto, Jumat.
Ia mengakui pada akhir Agustus, harga cabai rawit merah eceran sempat turun dari Rp82.000 per kilogram menjadi Rp62.000 per kilogram karena saat itu pasokan di tingkat pedagang besar cukup banyak.
Akan tetapi, kata dia, penurunan harga tersebut hanya berlangsung selama tiga hari dan selanjutnya kembali naik menjadi Rp68.000 per kilogram namun hanya bertahan selama satu hari karena keesokan harinya naik menjadi Rp75.000 per kilogram.
Menurut dia, harga cabai rawit merah sebesar Rp75.000 per kilogram itu juga hanya berlangsung selama satu hari karena sejak 4 September hingga sekarang naik menjadi Rp80.000 per kilogram.
Ia mengaku tidak tahu pasti kenaikan harga cabai rawit merah tersebut namun berdasarkan informasi yang diterimanya karena faktor kekeringan sehingga pasokannya kembali berkurang.
Baca juga: BPS: Kenaikan harga cabai dan emas picu inflasi Agustus 2019
"Pasokan cabai rawit merah di pedagang besar tidak banyak sehingga harganya naik. Kalau tahu harganya bakal naik lagi, mungkin lebih baik tidak menurunkan harga dulu sampai penurunan harganya benar-benar stabil," katanya.
Pedagang lainnya, Hamidah mengatakan fluktuasi harga cabai rawit merah yang cukup tinggi menyebabkan pedagang kesulitan menjual komoditas tersebut.
"Sebagai pedagang sedikit resah ya (dengan adanya fluktuasi harga cabai rawit) karena kalau stabil, kami mengambil keuntungan agak mudah. Kalau begini kan kadang-kadang sudah dijual, untuk beli lagi enggak dapat, jadi mengalami kerugian," katanya.
Menurut dia, penurunan harga cabai rawit merah dari Rp82.000 per kilogram menjadi Rp62.000 per kilogram atau mendekati harga normal itu hanya berlangsung selama tiga hari dan selanjutnya naik lagi secara bertahap.
Oleh karena itu, dia mengaku hanya berani menyediakan stok cabai rawit merah yang akan dijual untuk konsumen hanya sebanyak 2 kilogram per hari.
"Kalau pas harganya stabil, saya berani menyediakan stok cabai rawit merah hingga 5 kilogram per hari," katanya.
Kendati harga cabai merah kembali mengalami lonjakan, harga cabai merah besar masih bertahan pada kisaran Rp57.000-Rp58.000 per kilogram setelah turun dari Rp60.000 per kilogram.
Demikian pula dengan harga cabai rawit hijau masih tetap sebesar Rp50.000 per kilogram setelah turun dari kisaran Rp52.000-Rp53.000 per kilogram, sedangkan cabai merah keriting yang sempat turun dari Rp55.000 per kilogram menjadi Rp52.000 per kilogram kembali naik menjadi Rp58.000 per kilogram.
Baca juga: Terdorong harga cabai, Jatim inflasi 0,12 persen pada Agustus 2019
Pewarta: Sumarwoto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2019
Tags: