Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brojonegoro mengundang investor asal Rusia untuk terlibat dalam pembangunan infrastruktur sektor energi di Indonesia.

"Rencana pembangunan infrastruktur berkelanjutan di Indonesia memberikan peluang bagi para investor keuangan dan strategis untuk masuk dan meningkatkan dukungan investasi," kata Bambang dalam acara Russia-ASEAN Business Dialogue yang diselenggarakan sebagai rangkaian Eastern Economic Forum di Vladivostok, Rusia, melalui pernyataan yang diterima di Jakarta, Jumat.

Bambang mengatakan sektor energi merupakan area yang menjanjikan untuk penguatan kerja sama ekonomi, apalagi Rencana Kerja Sama Energi ASEAN-Rusia 2016-2020 sudah disahkan.

Selain itu, tambah dia, negara-negara di kawasan Asia Tenggara, khususnya Indonesia, dapat belajar mengenai praktik pemanfaatan energi baru dan terbarukan dari Rusia.

Baca juga: Bappenas dorong kolaborasi penelitian SDM dengan negara-negara Eurasia

Untuk itu, Bambang mengharapkan Rusia dan Indonesia memperkuat kerja sama ekonomi serta memperluas di bidang-bidang yang saling menguntungkan sekaligus menghasilkan inisiatif yang dapat berdampak positif bagi kawasan secara keseluruhan.

Berbagai skema pembiayaan sudah diupayakan untuk mengundang minat swasta untuk masuk dalam proyek infrastruktur di Indonesia seperti gabungan Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) dan Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA).

Peran KPBU penting untuk perencanaan, persiapan hingga penandatanganan perjanjian utama, sedangkan PINA berperan dalam proses pembiayaan untuk mencapai financial closing, terutama pada proyek dengan Internal Rate Return (IRR) di atas 13 persen.

"Gabungan skema KPBU dan PINA ini sangat penting untuk memajukan sejumlah besar proyek pada pipeline setiap skema menuju financial close dan pada akhirnya konstruksi dan tahap operasional," ujarnya.

Hingga saat ini, skema KPBU memiliki 86 proyek dengan nilai estimasi lebih dari 40 miliar dolar AS dalam pipeline, sedangkan skema PINA memiliki 30 proyek dengan nilai estimasi lebih dari 50 miliar dolar AS dalam pipeline.

Sementara itu, Rusia merupakan investor terbesar kesepuluh bagi negara-negara ASEAN dengan total investasi untuk Indonesia mencapai 2,18 juta dolar AS, berdasarkan data Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Baca juga: Rusia dukung rencana pemindahan ibu kota Indonesia