Jakarta (ANTARA) - Jeong Kab-yoon, anggota parlemen dari oposisi Liberty Party Korea, dihujani kritik oleh masyarakat setempat setelah ia membuat komentar misoginis atau bernada diskriminatif terhadap seorang profesor perempuan yang tak menikah dan tak memiliki anak.

Ujaran misoginis itu dilemparkan Jeong terhadap Joh Sung-wook, seorang profesor ekonomi, saat uji kompetensi calon kepala Komisi Dagang Korsel (KFTC), Senin.

"Anda tak menikah, bukan? Problem utama di Korea Selatan muncul saat perempuan memilih tak punya anak," kata Jeong sebagaimana dikutip oleh Yonhap.

Jeong menambahkan Joh akan menjadi kandidat yang sempurna jika ia menikah dan punya anak.

Komentar Jeong itu langsung dikritik oleh para politisi lain yang menghadiri uji kompetensi di gedung parlemen. Mereka pun menuntut Jeong meminta maaf kepada Joh.

Reaksi protes juga dilayangkan sejumlah pegiat hak perempuan. Mereka mengutuk pernyataan Jeong dan meminta dewan parlemen menjatuhkan hukuman bagi anggota dewan itu.

"Pernyataan yang menyangkut pernikahan dan urusan anak terhadap seorang calon kepala komisi negara saat uji kompetensi merupakan pelanggaran serius terhadap hak perempuan dan pekerja," kata Women's Association United, kelompok pegiat perempuan di Korsel dalam pernyataan tertulisnya.

Korsel, negara dengan pertumbuhan ekonomi terbesar keempat di Asia, menghadapi masalah tingkat kelahiran rendah karena banyak perempuan memilih tidak memiliki anak.

Untuk meningkatkan angka kelahiran, pemerintah menggelontorkan subsidi senilai miliaran dolar AS untuk membantu keluarga dan anak, dari lahir sampai menempuh pendidikan setingkat universitas hingga kehidupan selanjutnya.

Data Badan Statistik Korsel menunjukkan rata-rata angka kelahiran pada 2018 jatuh pada tingkat terendah di kisaran 0,98.

Sumber: Reuters

Baca juga: Sepertiga penduduk Korsel berusia di atas 65 pada 2040

Baca juga: Dubes Kim: masyarakat Korea, Indonesia berbagi nilai yang sama

Persamaan Nasib Jadi Pemersatu Indonesia-Korsel