RI diharapkan manfaatkan Aliansi Pasifik dorong tumbuhnya ekonomi
5 September 2019 20:50 WIB
Seminar Internasional Strategi Peningkatan Diplomasi Ekonomi Indonesia dengan Aliansi Pasifik di aula Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Kamis (5/9/2019). (Dokumentasi Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri).
Jakarta (ANTARA) - Indonesia diharapkan memanfaatkan Aliansi Pasifik untuk meningkatkan diplomasi ekonomi guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Harapan itu mengemuka dalam Seminar Internasional Strategi Peningkatan Diplomasi Ekonomi Indonesia dengan Aliansi Pasifik di aula Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Kamis.
Siaran pers Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri selaku penyelenggara seminar itu menyebutkan seminar menghadirkan para Duta Besar negara-negara anggota Aliansi Pasifik yaitu Chile, Kolombia, Meksiko, dan Peru.
Seminar juga menghadirkan pembicara dari perwakilan pengusaha Jawa Timur dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Bali.
Aliansi Pasifik merupakan aliansi sejumlah negara di Pasifik yaitu Chile, Kolombia, Meksiko dan Peru. Saat ini ada negara-negara calon "associate member" yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru dan Singapura. Sementara Indonesia merupakan observer.
Seminar dihadiri oleh 90 orang peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa STP Nusa Dua Bali. Seminar internasional dimaksud dibuka oleh Pelaksana Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Dr Ni Made Eka Mahadewi.
Pada kesempatan dimaksud Duta Besar Chile untuk Indonesia, Gustavo Ayares, didaulat untuk menyampaikan pembicara kunci yang diikuti dengan kata sambutan dari Mantan Duta Besar RI untuk Meksiko, Yusra Khan.
Keenam pembicara pada Seminar Internasional dimaksud diantaranya membahas hambatan, resiko dan peluang serta potensi untuk memanfaatkan Aliansi Pasifik secara optimal melalui dengan strategi diplomasi ekonomi yang tepat.
Indonesia yang saat ini telah menjadi negara observer dalam Aliansi Pasifik diharapkan dapat meningkatkan strategi diplomasi ekonomi untuk dapat menjadi associate member di Aliansi Pasifik.
Hal itu dilakukan dengan sharing pengalaman dan best practices dari negara anggota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dengan cara meningkatkan arus pergerakan bebas di sektor barang dan jasa, sumber daya alam dan sumber daya manusia baik di dalam maupun antar kawasan yang bersinergi dan berkelanjutan.
Seminar Internasional yang dipandu oleh Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Amerika dan Eropa, Dr Ben Perkasa Drajat, diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain seputar portfolio investasi Aliansi Pasifik di berbagai sektor termasuk sektor perdagangan, investasi dan pariwisata, begitu juga tantangan dan capaian yang telah dihasilkan blok ekonomi dan lesson-learned untuk Indonesia.
Aliansi Pasifik saat ini berada di peringkat ke-7 ekonomi dunia dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menempati posisi ke-5, dengan populasi sebesar 217 juta orang, GDP per kapitanya mencapai lebih dari 17.500 dolar AS.
Para negara anggota Aliansi Pasifik juga terbuka untuk upaya joint ventures, investasi, entrepreneurship dan inovasi di berbagai bidang.
Baca juga: Kemenlu gelar seminar strategi peningkatan diplomasi ekonomi Indonesia
Baca juga: Ekuador dipimpin Moreno akan bergabung dengan Aliansi Pasifik
Harapan itu mengemuka dalam Seminar Internasional Strategi Peningkatan Diplomasi Ekonomi Indonesia dengan Aliansi Pasifik di aula Sekolah Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali, Kamis.
Siaran pers Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan, Kementerian Luar Negeri selaku penyelenggara seminar itu menyebutkan seminar menghadirkan para Duta Besar negara-negara anggota Aliansi Pasifik yaitu Chile, Kolombia, Meksiko, dan Peru.
Seminar juga menghadirkan pembicara dari perwakilan pengusaha Jawa Timur dan Ketua Kamar Dagang dan Industri Bali.
Aliansi Pasifik merupakan aliansi sejumlah negara di Pasifik yaitu Chile, Kolombia, Meksiko dan Peru. Saat ini ada negara-negara calon "associate member" yaitu Australia, Kanada, Selandia Baru dan Singapura. Sementara Indonesia merupakan observer.
Seminar dihadiri oleh 90 orang peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa STP Nusa Dua Bali. Seminar internasional dimaksud dibuka oleh Pelaksana Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Bali, Dr Ni Made Eka Mahadewi.
Pada kesempatan dimaksud Duta Besar Chile untuk Indonesia, Gustavo Ayares, didaulat untuk menyampaikan pembicara kunci yang diikuti dengan kata sambutan dari Mantan Duta Besar RI untuk Meksiko, Yusra Khan.
Keenam pembicara pada Seminar Internasional dimaksud diantaranya membahas hambatan, resiko dan peluang serta potensi untuk memanfaatkan Aliansi Pasifik secara optimal melalui dengan strategi diplomasi ekonomi yang tepat.
Indonesia yang saat ini telah menjadi negara observer dalam Aliansi Pasifik diharapkan dapat meningkatkan strategi diplomasi ekonomi untuk dapat menjadi associate member di Aliansi Pasifik.
Hal itu dilakukan dengan sharing pengalaman dan best practices dari negara anggota untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan pembangunan dengan cara meningkatkan arus pergerakan bebas di sektor barang dan jasa, sumber daya alam dan sumber daya manusia baik di dalam maupun antar kawasan yang bersinergi dan berkelanjutan.
Seminar Internasional yang dipandu oleh Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Amerika dan Eropa, Dr Ben Perkasa Drajat, diakhiri dengan sesi tanya jawab.
Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan antara lain seputar portfolio investasi Aliansi Pasifik di berbagai sektor termasuk sektor perdagangan, investasi dan pariwisata, begitu juga tantangan dan capaian yang telah dihasilkan blok ekonomi dan lesson-learned untuk Indonesia.
Aliansi Pasifik saat ini berada di peringkat ke-7 ekonomi dunia dan diperkirakan pada tahun 2020 akan menempati posisi ke-5, dengan populasi sebesar 217 juta orang, GDP per kapitanya mencapai lebih dari 17.500 dolar AS.
Para negara anggota Aliansi Pasifik juga terbuka untuk upaya joint ventures, investasi, entrepreneurship dan inovasi di berbagai bidang.
Baca juga: Kemenlu gelar seminar strategi peningkatan diplomasi ekonomi Indonesia
Baca juga: Ekuador dipimpin Moreno akan bergabung dengan Aliansi Pasifik
Pewarta: Agus Salim
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2019
Tags: