PT PP sabet empat penghargaan di Asian Power Awards 2019
5 September 2019 18:29 WIB
PT PP (Persero) Tbk (Perseroan) yang berhasil meraih empat penghargaan sekaligus dalam ajang Asian Power Awards 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia. HO/PT PP (Persero)
Jakarta (ANTARA) - PT PP (Persero) Tbk (Perseroan), salah satu perusahaan konstruksi dan investasi terkemuka di Indonesia, berhasil meraih empat penghargaan sekaligus dalam ajang Asian Power Awards 2019 di Kuala Lumpur, Malaysia.
"Penghargaan diberikan oleh Editor In Chief Asian Power Magazine Tim Charlton kepada Direktur Operasi-3 Perseroan Abdul Haris Tatang," demikian siaran pers PT PP (Persero) yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dijuluki sebagai ajang Oscar-nya dunia industri energi, Asian Power Awards telah melakukan riset dan penilaian terhadap sejumlah proyek energi yang memiliki inovasi dan terbukti sukses menjadi pemain penting dalam industri energi di Asia.
Tahun ini, terdapat empat kategori dan 25 sub kategori yang diperlombakan, dimana Perseroan berhasil meraih 4 penghargaan, pertama kategori Renewable Projects , “Wind Power Project of The Year” untuk Tolo 1 Wind Power Plant 72 MW.
Kedua kategori Renewable Projects, “Solar Power Project of The Year” untuk Solar PV Power Plants 42 MW in 4 Locations in Indonesia, ketiga Bronze Award - Kategori Supporting Projects, “Fast-Track Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII, dan keempat Gold Award - Kategori Supporting Projects, “Dual Fuel Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII.
Baca juga: PT PP raih predikat Industry Leader dengan sinergi
Baca juga: Sampai semester I 2019, PT PP raih kontrak baru Rp14,81 triliun
Bangun pembangkit listrik
Konsumsi listrik di Indonesia secara kontinyu terus menunjukkan peningkatan dan telah mengubah gaya hidup penduduknya. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik di Indonesia di tahun 2017 mencapai 1.012 Kilowatt per Hour (KWH) per kapita naik 5,9 persen dari tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan konsumsi listrik masyarakat akan meningkat menjadi 1.129 KWH per kapita. Untuk mengantisipasi kenaikan ini, pemerintah juga meningkatkan kapasitas pembangkit pada tahun ini menjadi sebesar 65 gigawatt (GW) dari realisasi tahun lalu sebesar 60 GW, salah satunya dengan mencanangkan program pemerintah 35 GW di Indonesia.
Saat ini, rasio elektrifikasi di seluruh provinsi di Indonesia sudah di atas 70 persen, kecuali Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Guna mendukung program pemerintah 35 GW di Indonesia tersebut, terutama di daerah terpencil di timur Indonesia, Perseroan sebagai perusahaan konstruksi, EPC dan investasi terkemuka di Indonesia, diberikan kepercayaan untuk mewujudkan pembangunan empat pembangkit listrik pada waktu yang bersamaan di lokasi yang terpisah dan berada di lokasi terpencil untuk Dual Fuel Mobile Power Plant.
Keempat pembangkit listrik itu adalah Mobile Power Plant 20 MW Nabire PLTMG, yang terletak di Nabire, Provinsi Papua, dengan masa pembangunan selama 6 bulan, kedua Mobile Power Plant Ternate 30 MW PLTMG, yang terletak di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara,dengan masa pembangunan selama 6 bulan.
Ketiga Mobile Power Plant 20 MW Flores MHP, terletak di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan masa pembangunan selama 12 bulan, dan Mobile Power Plant PLTMG bontang 30 MW, terletak di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dengan masa pembangunan selama sembilan bulan.
Selama proses pembangunan, Perseroan bekerjasama dengan Wärtsilä Finland sebagai pemasok utama mesin gas yang diperlukan untuk pembangkit listrik. Seluruh mesin pendukung pembangkit listrik dirakit dan dikirim langsung dari Finlandia ke Indonesia melalui pengiriman jalur laut.
Perseroan telah melakukan terobosan baru dan langkah yang besar dalam mentuntaskan proyek pembangkit listrik dari sisi kualitas pekerjaan yang rapi, waktu pengerjaan, efisien terutama dari sisi HSE (Health, Safety,Environment) sehingga mampu menghasilkan pembangkit listrik berkualitas tinggi.
Berbagai tantangan yang dihadapi Perseroan selama proses konstruksi, mulai dari keterbatasan sumber daya, jalur pengiriman engine gas yang jauh, tantangan geografis, kondisi cuaca serta masa konstruksi yang cukup singkat, tidak menjadi hambatan bagi tim proyek Perseroan dalam membangun empat pembangkit listrik tersebut.
Baca juga: PT PP raih kontrak baru bangun pabrik peleburan
Baca juga: PT PP nilai perpindahan ibu kota jadi peluang bisnis
"Penghargaan diberikan oleh Editor In Chief Asian Power Magazine Tim Charlton kepada Direktur Operasi-3 Perseroan Abdul Haris Tatang," demikian siaran pers PT PP (Persero) yang diterima di Jakarta, Kamis.
Dijuluki sebagai ajang Oscar-nya dunia industri energi, Asian Power Awards telah melakukan riset dan penilaian terhadap sejumlah proyek energi yang memiliki inovasi dan terbukti sukses menjadi pemain penting dalam industri energi di Asia.
Tahun ini, terdapat empat kategori dan 25 sub kategori yang diperlombakan, dimana Perseroan berhasil meraih 4 penghargaan, pertama kategori Renewable Projects , “Wind Power Project of The Year” untuk Tolo 1 Wind Power Plant 72 MW.
Kedua kategori Renewable Projects, “Solar Power Project of The Year” untuk Solar PV Power Plants 42 MW in 4 Locations in Indonesia, ketiga Bronze Award - Kategori Supporting Projects, “Fast-Track Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII, dan keempat Gold Award - Kategori Supporting Projects, “Dual Fuel Power Plant of The Year” untuk Mobile Power Plant and Fixed Type Gas Engine Power Plant Package VII.
Baca juga: PT PP raih predikat Industry Leader dengan sinergi
Baca juga: Sampai semester I 2019, PT PP raih kontrak baru Rp14,81 triliun
Bangun pembangkit listrik
Konsumsi listrik di Indonesia secara kontinyu terus menunjukkan peningkatan dan telah mengubah gaya hidup penduduknya. Berdasarkan data dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), konsumsi listrik di Indonesia di tahun 2017 mencapai 1.012 Kilowatt per Hour (KWH) per kapita naik 5,9 persen dari tahun sebelumnya.
Untuk tahun ini, pemerintah menargetkan konsumsi listrik masyarakat akan meningkat menjadi 1.129 KWH per kapita. Untuk mengantisipasi kenaikan ini, pemerintah juga meningkatkan kapasitas pembangkit pada tahun ini menjadi sebesar 65 gigawatt (GW) dari realisasi tahun lalu sebesar 60 GW, salah satunya dengan mencanangkan program pemerintah 35 GW di Indonesia.
Saat ini, rasio elektrifikasi di seluruh provinsi di Indonesia sudah di atas 70 persen, kecuali Nusa Tenggara Timur dan Papua.
Guna mendukung program pemerintah 35 GW di Indonesia tersebut, terutama di daerah terpencil di timur Indonesia, Perseroan sebagai perusahaan konstruksi, EPC dan investasi terkemuka di Indonesia, diberikan kepercayaan untuk mewujudkan pembangunan empat pembangkit listrik pada waktu yang bersamaan di lokasi yang terpisah dan berada di lokasi terpencil untuk Dual Fuel Mobile Power Plant.
Keempat pembangkit listrik itu adalah Mobile Power Plant 20 MW Nabire PLTMG, yang terletak di Nabire, Provinsi Papua, dengan masa pembangunan selama 6 bulan, kedua Mobile Power Plant Ternate 30 MW PLTMG, yang terletak di Pulau Ternate, Provinsi Maluku Utara,dengan masa pembangunan selama 6 bulan.
Ketiga Mobile Power Plant 20 MW Flores MHP, terletak di Labuan Bajo, Provinsi Nusa Tenggara Timur, dengan masa pembangunan selama 12 bulan, dan Mobile Power Plant PLTMG bontang 30 MW, terletak di Bontang, Provinsi Kalimantan Timur, dengan masa pembangunan selama sembilan bulan.
Selama proses pembangunan, Perseroan bekerjasama dengan Wärtsilä Finland sebagai pemasok utama mesin gas yang diperlukan untuk pembangkit listrik. Seluruh mesin pendukung pembangkit listrik dirakit dan dikirim langsung dari Finlandia ke Indonesia melalui pengiriman jalur laut.
Perseroan telah melakukan terobosan baru dan langkah yang besar dalam mentuntaskan proyek pembangkit listrik dari sisi kualitas pekerjaan yang rapi, waktu pengerjaan, efisien terutama dari sisi HSE (Health, Safety,Environment) sehingga mampu menghasilkan pembangkit listrik berkualitas tinggi.
Berbagai tantangan yang dihadapi Perseroan selama proses konstruksi, mulai dari keterbatasan sumber daya, jalur pengiriman engine gas yang jauh, tantangan geografis, kondisi cuaca serta masa konstruksi yang cukup singkat, tidak menjadi hambatan bagi tim proyek Perseroan dalam membangun empat pembangkit listrik tersebut.
Baca juga: PT PP raih kontrak baru bangun pabrik peleburan
Baca juga: PT PP nilai perpindahan ibu kota jadi peluang bisnis
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2019
Tags: