Jakarta (ANTARA) - Penerapan teknologi komputasi awan (cloud computing) dapat memberikan kontribusi hingga 40 miliar dolar AS (sekitar Rp565,8 miliar) terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2019 hingga 2023, demikian hasil penelitian Boston Consulting Group.

"Hasil wawancara kami dengan para pengambil keputusan, cloud memberikan dampak baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap ekonomi," ujar Managing Director & Partner, Boston Consulting Group, Prasanna Santhanam, dalam "Google Cloud Summit" di Jakarta, Kamis.

Nilai kontribusi komputasi awan itu, menurut Prasanna, setara dengan sekitar 0,6 persen PDB tahunan Indonesia. Penelitian tersebut juga memperkirakan lebih dari 85 persen dari total dampak ekonomi itu akan dihasilkan oleh bisnis yang digerakkan oleh generasi digital dan perusahaan-perusahaan rintisan berbasis Internet.

Kedua bisnis itu disebut menjadi pendorong utama penggunaan cloud publik di Indonesia, terutama pada kalangan bisnis baru.

Baca juga: Menkominfo: "cloud" mampu tarik investasi asing ke Indonesia

Temuan-temuan dalam penelitian tersebut juga mengindikasikan efisiensi dan pertumbuhan bisnis yang dihasilkan dari penerapan cloud publik berpotensi mempengaruhi hingga 350.000 lapangan kerja baru selama periode 2019-2023.

Sekira tujuh persen dari 350 ribu lapangan kerja itu berada di bidang digital teknologi seperti ilmuwan data, manajer produk, teknisi, ataupun pekerjaan terkait pengalaman pengguna dan manajemen infrastruktur penyedia layanan cloud, penyedia layanan IT, dan berbagai pasar vertikal.

Sementara itu, sebesar 13 persen dari jumlah lapangan kerja itu akan terkait dengan fungsi bisnis inti seperti pemasaran, keuangan, operasional di banyak pasar vertikal.

Sebanyak 80 persen lain dari 350 ribu lapangan kerja itu muncul sebagai konsekuensi dari pertumbuhan bisnis inti beragam pasar vertikal.

Baca juga: Langkah Google dorong adopsi "cloud" di Indonesia