Muhaimin sebut ekonomi dan religius adalah isu strategis di CDI
5 September 2019 17:33 WIB
Wakil Ketua MPR RI Dr (HC) H Abdul Muhaimin Iskandar M S didampingi Menaker Hanif Dhakiri, Yahya Staquf serta Luluk Nur Hamidah menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Centrist Democrat Internasional (CDI) atau Koalisi Internasional partai-partai di seluruh dunia, Cesar Rossello di Jakarta, Kamis (5/9/2019). (Dok.MPR)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR RI Dr. (HC) H. Abdul Muhaimin Iskandar M.S mengatakan ekonomi dan religius adalah isu yang sangat strategis untuk dibahas dalam pertemuan anggota "Centrist Democrat Internasional (CDI)" atau Koalisi Internasional partai-partai di seluruh dunia.
Hal ini diungkapkan Muhaimin saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Centrist Democrat Internasional (CDI) atau Koalisi Internasional partai-partai di seluruh dunia, Cesar Rossello di Jakarta, Kamis.
Dalam siaran persnya, Cesar Rossello menyampaikan rencana CDI yang akan melaksanakan pertemuan di Jakarta pada 2020 dengan berbagai agenda, akan dibahas pada pertemuan tersebut, mulai dari persoalan politik, ekonomi, sosial, hingga pertahanan keamanan.
Baca juga: Pimpinan MPR mendukung keberadaan lembaga keuangan mikro
Rencananya, pertemuan tersebut akan dihadiri sejumlah pimpinan negara anggota CDI. Kepada Muhaimin, Cesar Rossello juga menyampaikan nilai strategis pelaksanaan pertemuan tersebut baik bagi Indonesia.
Menurut dia, keragaman dan persatuan yang tumbuh di Indonesia bisa membuka mata dunia, bahwa keragaman tidak melulu harus diikuti dengan perpecahan.
Sedangkan keterlibatan partai-partai di Indonesia dalam CDI memiliki makna yang sangat besar. Dengan begitu bisa melaksanakan peran Islam yang rahmatan lil alamin, bukan Islam yang senantiasa dikaitkan dengan kekerasan dan terorisme.
Ini akan membantu keberlangsungan kegiatan dialogis yang saling menguntungkan antara negara-negara Islam dan nonmuslim, katanya.
Mendengar rencana tersebut Muhaimin memberi apresiasi yang sangat besar dan ia berharap jumlah pimpinan negara anggota CDI yang hadir pada pertemuan tersebut, bisa segera mendapat kepastian.
Menurut Muhaimin, ini penting untuk menambah bobot dan kualitas pertemuan CDI. Bagi Muhaimin, pertemuan CDI yang akan berlangsung di Jakarta pada Januari 2020, harus menjadi pertemuan yang mampu merumuskan berbagai isu strategis, termasuk membahas persoalan ekonomi dan religius dalam satu paket, tidak boleh hanya membahas salah satunya saja.
Baca juga: Pengamat: Muhaimin lakukan kesalahan fatal tak undang Karding
“Tujuan kita bergabung ke dalam CDI adalah menjembatani kepentingan Indonesia di Eropa. Serta meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan negara anggota CDI. Salah satunya seperti pencabutan embargo minyak sawit asal Indonesia yang selama ini dilakukan oleh negara-negara di Eropa,” kata Gus Ami.
Saat ini CDI memiliki jumlah anggota lebih dari 151 Partai Politik dari 70 negara di seluruh Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Amerika Latin, termasuk partai-partai berkuasa di 13 negara Eropa, seperti Jerman, Austria, Belgia, dan Hungaria.
Hal ini diungkapkan Muhaimin saat menerima kunjungan Sekretaris Jenderal Centrist Democrat Internasional (CDI) atau Koalisi Internasional partai-partai di seluruh dunia, Cesar Rossello di Jakarta, Kamis.
Dalam siaran persnya, Cesar Rossello menyampaikan rencana CDI yang akan melaksanakan pertemuan di Jakarta pada 2020 dengan berbagai agenda, akan dibahas pada pertemuan tersebut, mulai dari persoalan politik, ekonomi, sosial, hingga pertahanan keamanan.
Baca juga: Pimpinan MPR mendukung keberadaan lembaga keuangan mikro
Rencananya, pertemuan tersebut akan dihadiri sejumlah pimpinan negara anggota CDI. Kepada Muhaimin, Cesar Rossello juga menyampaikan nilai strategis pelaksanaan pertemuan tersebut baik bagi Indonesia.
Menurut dia, keragaman dan persatuan yang tumbuh di Indonesia bisa membuka mata dunia, bahwa keragaman tidak melulu harus diikuti dengan perpecahan.
Sedangkan keterlibatan partai-partai di Indonesia dalam CDI memiliki makna yang sangat besar. Dengan begitu bisa melaksanakan peran Islam yang rahmatan lil alamin, bukan Islam yang senantiasa dikaitkan dengan kekerasan dan terorisme.
Ini akan membantu keberlangsungan kegiatan dialogis yang saling menguntungkan antara negara-negara Islam dan nonmuslim, katanya.
Mendengar rencana tersebut Muhaimin memberi apresiasi yang sangat besar dan ia berharap jumlah pimpinan negara anggota CDI yang hadir pada pertemuan tersebut, bisa segera mendapat kepastian.
Menurut Muhaimin, ini penting untuk menambah bobot dan kualitas pertemuan CDI. Bagi Muhaimin, pertemuan CDI yang akan berlangsung di Jakarta pada Januari 2020, harus menjadi pertemuan yang mampu merumuskan berbagai isu strategis, termasuk membahas persoalan ekonomi dan religius dalam satu paket, tidak boleh hanya membahas salah satunya saja.
Baca juga: Pengamat: Muhaimin lakukan kesalahan fatal tak undang Karding
“Tujuan kita bergabung ke dalam CDI adalah menjembatani kepentingan Indonesia di Eropa. Serta meningkatkan kerja sama antara Indonesia dengan negara anggota CDI. Salah satunya seperti pencabutan embargo minyak sawit asal Indonesia yang selama ini dilakukan oleh negara-negara di Eropa,” kata Gus Ami.
Saat ini CDI memiliki jumlah anggota lebih dari 151 Partai Politik dari 70 negara di seluruh Eropa, Afrika, Asia Tengah, dan Amerika Latin, termasuk partai-partai berkuasa di 13 negara Eropa, seperti Jerman, Austria, Belgia, dan Hungaria.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2019
Tags: