Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mendorong para mahasiswa dan aktivis kampus untuk berperan serta dalam kebangkitan bangsa dan negara, bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga berperan membawa Indonesia untuk memberikan kontribusi di tingkat global dan internasional.

“Kita semua dibuka ruang untuk berperan serta. Kita semua bisa berperan untuk kebangkitan bangsa dan negara. Kalangan intelektual bisa membaca peluang itu. Karena itu, peran serta sangat penting bagi generasi sekarang dan yang akan datang,” kata dia, di hadapan ribuan mahasiswa baru Universitas Muhammadiyah Jakarta dalam program Masa Ta’aruf Organisasi Otonom 2019, di halaman FISIP UMJ, Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, Kamis.

Hadir dalam Masta Ortonom 2019 ini Rektor UMJ Prof Syaiful Bakhri dan tokoh nasional Mayor Jenderal TNI (Purn) Eddie Marzuki Nalapraya. HNW menguraikan tentang peran serta dalam kebangkitan bangsa dan negara, serta memberi contoh peran yang telah dimainkan para tokoh Islam, organisasi Islam, organisasi kepemudaan Islam, dalam pergerakan nasional Indonesia.

“Indonesia dibangkitkan dengan melibatkan dan keterlibatan dari tokoh-tokoh Islam, organisasi Islam, organisasi kepemudan umat Islam,” ujarnya seraya menyebut nama tokoh pemuda Muhamamdiyah, Kasman Singodimejo dalam Soempah Pemoeda dan Ketua PP Muhammadiyah Ki Bagoes Hadikusoemo.

“Karena itu tidak sekadar Jas Merah atau jangan sekali-sekali melupakan sejarah seperti kata Bung Karno, tetapi juga Jas Hijau yaitu jangan sekali-sekali hilangkan jasa ulama atau umat Islam. Karena Indonesia dibangun melalui peran serta yang begitu luar biasa dari umat Islam, organisasi Islam termasuk organisasi kepemudaan Islam,” katanya.

Menurut Hidayat, Indonesia saat ini memberi ruang yang sangat terbuka untuk peran serta, di antaranya dengan sumber daya manusia yang unggul.

“Lihat sejarahnya, Indonesia memberi ruang kepada Anda semua untuk berperan maksimal melalui SDM yang unggul,” ucap dia kepada para mahasiswa baru UMJ.

“Ruang itu sudah terbuka. Tinggal bagaimana mengisinya. Dalam konteks inilah perguruan tinggi dan rekan-rekan mahasiswa untuk memaksimalkan peluang itu. Kalau ingin melanjutkan peran serta yang berkeunggulan maka perlu meneladani para tokoh pendiri bangsa.” katanya.

Peran serta itu, lanjut Hidayat, bisa melalui jalur kampus atau melalui organisasi. Aktif berorganisasi artinya menyiapkan diri untuk bisa berperan baik sekarang maupun di masa datang. Para pendiri bangsa adalah aktivis organisasi.

“Karena itu berorganisasi jangan dimubazirkan tapi menjadi sarana dan wahana bagi mahasiswa berperan serta,” ujarnya.

Hidayat menambahkan, peran serta bukan hanya di tingkat nasional tetapi juga di tingkat global dan internasional karena ke depan, Indonesia bukan “katak dalam tempurung”, tetapi terlibat dalam dunia global dan internasional.

“Di mata dunia, Indonesia sangat dihormati baik dalam kontek demokratisasi maupun Islam moderat. Ini menjadi pintu besar untuk dimaksimalkan. Negara-negara lain ingin Indonesia lebih berperan. Kita bisa berperan bukan hanya di dunia Islam tetapi juga dunia internasional,” katanya.