Puan: Membangun kemajuan Indonesia harus dilandasi kebudayaan
5 September 2019 16:32 WIB
Menko PMK Puan Maharani saat menyampaikan pidato di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional Jakarta, Kamis (5/9/2019). (ANTARA/HO-Kemenko PMK)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani menegaskan untuk membangun kemajuan di Indonesia harus dilandaskan dengan kebudayaan nasional yang kuat dan berkepribadian bangsa Indonesia.
"Sangat penting memastikan agar negara menjamin terlaksananya pembangunan manusia Indonesia yang berkebudayaan Indonesia," kata Puan dalam pidatonya saat menerima penghargaan Alumni Kehormatan dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Jakarta, Kamis.
Menurut Puan, kebudayaan tidak semata-mata ditempatkan sebagai identitas, simbol status, dan semacamnya, melainkan difungsikan guna membentuk cara berpikir, berperilaku, dan berkarya bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menurut Puan, di era disrupsi seperti saat ini tidak mustahil kebudayaan transnasional akan menjadi tuan di negeri ini apabila kebudayaan yang berkembang di wilayah Indonesia dibiarkan secara alamiah.
Jika hal tersebut terjadi, menurut Menko PMK tidak akan ada lagi jati diri ke-Indonesiaan yang bisa dibanggakan.
"Berkepribadian dalam kebudayaan Indonesia, berarti manusia dan budaya Indonesia yang menghormati nilai luhur budaya bangsa, memahami akar kepribadian bangsa, sebagai bangsa yang ramah, toleran, religius, dan bergotong royong," kata Menko Puan.
Dia berpendapat, dalam kebudayaan Indonesia tidak berarti anti budaya asing. Indonesia tidak dapat mengisolasi diri dari pengaruh budaya asing, akan tetapi budaya asing dengan sendirinya disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional dengan jika kepribadian bangsa kuat.
Selain itu Puan menjelaskan kepribadian nasional juga tidak menghilangkan identitas budaya daerah.
"Karena seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki satu benang merah yang sama, yaitu budaya berketuhanan, budaya beramal, budaya kebersamaan, budaya musyawarah, budaya berbagi, yang dapat diperas menjadi satu yakni gotong royong," kata Puan menerangkan.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 260 juta jiwa, terdiri dari 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa yang berbeda, dan tersebar di 17.000 pulau.
Dari keberagaman tersebut dapat diintegrasikan menjadi satu bangsa karena Indonesia memiliki konsepsi nilai luhur bersama yang menjadi jati diri bangsa, intisari dari bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
"Jiwa bangsa Indonesia adalah Pancasila, jiwa Gotong-royong. Gotong-royong adalah jiwa bangsa Indonesia, jiwa persaudaraan, jiwa kekeluargaan. Jiwa Pancasila, jiwa Gotong Royong inilah yang mempersatukan keragaman budaya Indonesia," jelas Puan.
Baca juga: Kearifan lokal dan budaya solusi utama majukan Indonesia
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan harus menjaga warisan budaya Indonesia
Baca juga: Agun: Seni budaya dorong masyarakat Indonesia bersatuBaca juga: Kemah Budaya Kaum Muda dari ide menuju kolaborasi budaya nusantara
"Sangat penting memastikan agar negara menjamin terlaksananya pembangunan manusia Indonesia yang berkebudayaan Indonesia," kata Puan dalam pidatonya saat menerima penghargaan Alumni Kehormatan dari Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) di Jakarta, Kamis.
Menurut Puan, kebudayaan tidak semata-mata ditempatkan sebagai identitas, simbol status, dan semacamnya, melainkan difungsikan guna membentuk cara berpikir, berperilaku, dan berkarya bagi seluruh elemen masyarakat Indonesia secara keseluruhan.
Menurut Puan, di era disrupsi seperti saat ini tidak mustahil kebudayaan transnasional akan menjadi tuan di negeri ini apabila kebudayaan yang berkembang di wilayah Indonesia dibiarkan secara alamiah.
Jika hal tersebut terjadi, menurut Menko PMK tidak akan ada lagi jati diri ke-Indonesiaan yang bisa dibanggakan.
"Berkepribadian dalam kebudayaan Indonesia, berarti manusia dan budaya Indonesia yang menghormati nilai luhur budaya bangsa, memahami akar kepribadian bangsa, sebagai bangsa yang ramah, toleran, religius, dan bergotong royong," kata Menko Puan.
Dia berpendapat, dalam kebudayaan Indonesia tidak berarti anti budaya asing. Indonesia tidak dapat mengisolasi diri dari pengaruh budaya asing, akan tetapi budaya asing dengan sendirinya disaring dan dilarutkan dalam kebudayaan nasional dengan jika kepribadian bangsa kuat.
Selain itu Puan menjelaskan kepribadian nasional juga tidak menghilangkan identitas budaya daerah.
"Karena seluruh kebudayaan yang ada di Indonesia memiliki satu benang merah yang sama, yaitu budaya berketuhanan, budaya beramal, budaya kebersamaan, budaya musyawarah, budaya berbagi, yang dapat diperas menjadi satu yakni gotong royong," kata Puan menerangkan.
Indonesia sebagai negara yang berpenduduk lebih dari 260 juta jiwa, terdiri dari 714 suku bangsa, dan 1.100 bahasa yang berbeda, dan tersebar di 17.000 pulau.
Dari keberagaman tersebut dapat diintegrasikan menjadi satu bangsa karena Indonesia memiliki konsepsi nilai luhur bersama yang menjadi jati diri bangsa, intisari dari bangsa Indonesia, yaitu Pancasila.
"Jiwa bangsa Indonesia adalah Pancasila, jiwa Gotong-royong. Gotong-royong adalah jiwa bangsa Indonesia, jiwa persaudaraan, jiwa kekeluargaan. Jiwa Pancasila, jiwa Gotong Royong inilah yang mempersatukan keragaman budaya Indonesia," jelas Puan.
Baca juga: Kearifan lokal dan budaya solusi utama majukan Indonesia
Baca juga: Menteri PPPA: Perempuan harus menjaga warisan budaya Indonesia
Baca juga: Agun: Seni budaya dorong masyarakat Indonesia bersatuBaca juga: Kemah Budaya Kaum Muda dari ide menuju kolaborasi budaya nusantara
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: