Perkuat industri manufaktur, Kemenperin-BI teken nota kesepahaman
5 September 2019 15:51 WIB
Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto (kanan) dan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama dan Koordinasi dalam rangka Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia dan Kementerian Perindustrian di Kantor BI, Jakarta, Rabu (4/9/2019). ANTARA/Dokumentasi Biro Humas Kementerian Perindustrian
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian dan Bank Indonesia (BI) bersinergi memperkuat kinerja industri manufaktur untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, berkelanjutan, dan inklusif.
Hal tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama dan Koordinasi dalam rangka Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia dan Kementerian Perindustrian yang ditandatangani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
“Tujuan dari MoU adalah untuk mendukung peningkatan daya saing sektor industri nasional, sehingga dapat meningkatkan ekspor, memperbaiki neraca transaksi berjalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, serta mendukung stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
MoU ini merupakan dasar bagi kedua belah pihak dalam memperkuat koordinasi dan sinergi pelaksanaan tugas dan kewenangan untuk mendukung penguatan industri dan manufaktur.
“Tentunya MoU ini adalah sebuah langkah yang penting dalam membantu mendorong peningkatan daya saing industri manufaktur nasional,” ungkap Airlangga.
Dalam upaya peningkatan industri nasional, BI berperan penting antara lain untuk mendorong peningkatan akses dan perluasan sumber-sumber pembiayaan yang kompetitif untuk industri dan infrastruktur pendukung industri.
Selain itu, kata Airlangga, dukungan bank sentral bagi dunia industri akan mendorong perluasan sumber-sumber pembiayaan jangka panjang dan suku bunga yang kompetitif untuk memperkuat investasi.
“Tentunya, bagi industri kecil dan menengah (IKM), BI bisa memberikan fasilitas untuk mendapatkan suku bunga yang terjangkau dan kompetitif,” tuturnya.
Dalam rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) dan BI tersebut, Menperin menyampaikan upaya peningkatan daya saing industri manufaktur nasional, antara lain memetakan visi pembangunan industri nasional menjadi negara industri yang tangguh melalui sasaran pengembangan industri 2020-2024, misi pembangunan industri nasional, serta fokus pengembangan industri 2020-2024.
“Melalui transformasi struktural, sektor industri manufaktur diharapkan memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber-sumber pertumbuhan khususnya melalui produk manufaktur berbasis ekspor,” ujarnya.
Baca juga: BI: memperkuat manufaktur dukung perbaikan neraca transaksi berjalan
Baca juga: Perkuat daya saing, sektor manufaktur harus berani lakukan terobosan
Baca juga: 326 manufaktur siap bertransformasi menuju industri 4.0
Hal tersebut tertuang dalam Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerja Sama dan Koordinasi dalam rangka Pelaksanaan Tugas Bank Indonesia dan Kementerian Perindustrian yang ditandatangani Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto dan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo di Kantor BI, Jakarta, Rabu (4/9/2019).
“Tujuan dari MoU adalah untuk mendukung peningkatan daya saing sektor industri nasional, sehingga dapat meningkatkan ekspor, memperbaiki neraca transaksi berjalan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara berkelanjutan, serta mendukung stabilitas moneter, stabilitas sistem keuangan dan kelancaran sistem pembayaran,” kata Menperin lewat keterangannya di Jakarta, Kamis.
MoU ini merupakan dasar bagi kedua belah pihak dalam memperkuat koordinasi dan sinergi pelaksanaan tugas dan kewenangan untuk mendukung penguatan industri dan manufaktur.
“Tentunya MoU ini adalah sebuah langkah yang penting dalam membantu mendorong peningkatan daya saing industri manufaktur nasional,” ungkap Airlangga.
Dalam upaya peningkatan industri nasional, BI berperan penting antara lain untuk mendorong peningkatan akses dan perluasan sumber-sumber pembiayaan yang kompetitif untuk industri dan infrastruktur pendukung industri.
Selain itu, kata Airlangga, dukungan bank sentral bagi dunia industri akan mendorong perluasan sumber-sumber pembiayaan jangka panjang dan suku bunga yang kompetitif untuk memperkuat investasi.
“Tentunya, bagi industri kecil dan menengah (IKM), BI bisa memberikan fasilitas untuk mendapatkan suku bunga yang terjangkau dan kompetitif,” tuturnya.
Dalam rangkaian kegiatan Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat dan Daerah (Rakorpusda) dan BI tersebut, Menperin menyampaikan upaya peningkatan daya saing industri manufaktur nasional, antara lain memetakan visi pembangunan industri nasional menjadi negara industri yang tangguh melalui sasaran pengembangan industri 2020-2024, misi pembangunan industri nasional, serta fokus pengembangan industri 2020-2024.
“Melalui transformasi struktural, sektor industri manufaktur diharapkan memberikan kontribusi dalam menghasilkan sumber-sumber pertumbuhan khususnya melalui produk manufaktur berbasis ekspor,” ujarnya.
Baca juga: BI: memperkuat manufaktur dukung perbaikan neraca transaksi berjalan
Baca juga: Perkuat daya saing, sektor manufaktur harus berani lakukan terobosan
Baca juga: 326 manufaktur siap bertransformasi menuju industri 4.0
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: