Jakarta (ANTARA) - Hutama Karya saat ini menunggu skema kerja sama dari pemerintah dalam membangun ibu kota baru di Kalimantan Timur.

"Ibu kota baru seru ya, tapi undang-undang memang sedang digarap, bagaimana kerja sama, kami belum tahu skemanya," kata Direktur Utama Bintang Perbowo dalam diskusi di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis.

Hutama Karya memberikan gambaran akan dimita untuk investasi di Kalimantan Timur, namun belum mengetahui bentuk-bentuk kerja sama yang ditawarkan oleh pemerintah.

Baca juga: WIKA siap dukung penyediaan infrastruktur Ibu Kota baru

Ia memberikan proyeksi bahwa akan banyak gedung atau aset milik pemerintah yang berada di Jakarta akan ditinggalkan, dari aset tersebut dapat dioptimalkan menjadi usaha yang membantu menguntungkan pemerintah, sebab pemerintah telah menyatakan tidak akan banyak menggunakan APBN untuk membangun ibu kota baru.

Sebelumnya, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Kementerian PPN/Bappenas) memaparkan beberapa sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan di ibu kota baru Indonesia.

"Sarana dan prasarana infrastruktur yang dibutuhkan dalam konsep pengelolaan ibu kota negara yakni sarana utilitas, gedung perkantoran, dan fasilitas publik," menurut keterangan Kementerian PPN/Bappenas.

Baca juga: Pembangunan infrastruktur ibu kota baru jangan eksploitasi SDA

Sarana utilitas yang dibutuhkan terdiri atas saluran multifungsi, sarana penerangan, air bersih dan minum, listrik , jalan dan sejumlah sarana utilitas lainnya.

Sedangkan untuk gedung perkantoran yang dibutuhkan dalam konsep pengelolaan ibu kota negara antara lain gedung-gedung untuk lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif.

Selain itu fasilitas publik yang juga dibutuhkan terdiri dari rumah sakit, sarana dan prasarana olahraga serta kesenian, perpustakaan, transportasi urban, pasar, rumah susun sewa (rusunawa) dan berbagai fasilitas publik lainnya.

Deputi Bidang Pengembangan Regional Kementerian PPN/Bappenas Rudy S. Prawiradinata mengatakan bahwa pemindahan ibu kota sudah pasti akan di Kalimantan. Di mana pun ibu kota baru akan dibangun, dampaknya ke seluruh Kalimantan akan signifikan.

Ibu kota dipindahkan ke tengah agar Indonesia-sentris, seimbang terhadap seluruh wilayah Indonesia. Itulah mengapa Kalimantan menjadi pilihan, selain karena lahan yang luas dan relatif aman bencana.

Rencananya Kementerian PPN/Bappenas akan membentuk sebuah badan otorita yang bertugas untuk mempermudah manajemen aset dan pendaan bagi proyek-proyek KPBU utilitas.

Pemerintah mengungkapkan bahwa mengungkapkan estimasi biaya yang diperlukan untuk pembangunan ibu kota baru seluas 40.000 hektare di luar Pulau Jawa membutuhkan sekitar Rp466 triliun.

Bappenas menegaskan bahwa pemerintah ingin pemindahan ibu kota baru diupayakan dengan pembiayaan sendiri dan meminimalisasi penggunaan utang.