Kosovo penjarakan enam orang karena berencana serang tentara NATO
5 September 2019 14:32 WIB
Dua anak mengibarkan bendera Albania (kanan) dan Kosovo di tugu peringatan "Newborn" saat perayaan memperingati delapan tahun deklarasi kemerdekaan Kosovo dari Serbia, di Pristina, Rabu (17/2). (REUTERS/Marko Djurica)
Pristina (ANTARA) - Sebuah pengadilan di Kosovo mengatakan telah memenjarakan enam orang, termasuk seorang wanita, dengan hukuman mulai dari satu hingga 10 tahun, karena mereka merencanakan serangan terhadap pasukan NATO dan warga di Kosovo, Belgia dan Prancis.
Populasi Kosovo, yang menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, sebesar 90 persen adalah Muslim, tetapi sebagian besar sekuler. NATO memiliki kurang dari 4.000 tentara di sana, dengan misi untuk menjaga perdamaian yang rapuh sejak perang berakhir pada 1999.
Seorang jaksa mengatakan kepada Reuters bahwa para tersangka, yang ditangkap tahun lalu, dan salah seorang dari mereka juga memiliki paspor Belgia, adalah pendukung kelompok militan, dan beberapa di antaranya berhubungan dengan militan kelahiran Kosovo yang terlibat dalam pertempuran di Suriah dan Irak.
"Keenam orang itu sedang mempersiapkan serangan teroris di dalam dan di luar Kosovo, serangan teroris terhadap disko di Gracanica, serangan terhadap gereja Ortodoks di Mitrovica Utara, serangan terhadap pasukan NATO di Kosovo dan serangan teroris lainnya di Perancis dan Belgia," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Baik Gracanica dan Mitrovica Utara adalah daerah yang dihuni terutama oleh minoritas Serbia yang tinggal di Kosovo.
Lebih dari 300 warga Kosovo telah melakukan perjalanan ke Suriah sejak 2012 dan 70 orang di antaranya yang ikut bertempur bersama kelompok-kelompok militan, dinyatakan tewas.
Tidak ada serangan kelompok militan di Kosovo, meskipun lebih dari 100 orang telah dipenjara atau didakwa dengan tuduhan ikut bertempur di Suriah dan Irak. Beberapa dari mereka dinyatakan bersalah karena merencanakan serangan di Kosovo.
Pihak berwenang menghadapi tugas yang sulit tentang bagaimana mengintegrasikan kembali mereka yang kembali ke tanah air mereka. Agen keamanan internasional dan domestik sebelumnya telah memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh kelompok militan yang kembali.
Pada April tahun ini, Kosovo menerima kembali 110 warganya dari Suriah, termasuk empat anggota militan, 32 wanita dan 74 anak-anak.
Keempat anggota kelompok militan itu dan beberapa wanita telah didakwa karena berpartisipasi dalam perang di luar negeri, sebuah pelanggaran yang dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga 15 tahun.
Jaksa mengatakan mereka sedang menyelidiki lebih dari 200 tersangka lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pertemuan puncak Balkan desak dialog Serbia-Kosovo
Baca juga: Serbia nyatakan gunakan jalur "alternatif" untuk pasok Kosovo Utara Baca juga: Presiden EU Perkirakan NATO di Kosovo Selama Lima Tahun
Populasi Kosovo, yang menyatakan kemerdekaan dari Serbia pada 2008, sebesar 90 persen adalah Muslim, tetapi sebagian besar sekuler. NATO memiliki kurang dari 4.000 tentara di sana, dengan misi untuk menjaga perdamaian yang rapuh sejak perang berakhir pada 1999.
Seorang jaksa mengatakan kepada Reuters bahwa para tersangka, yang ditangkap tahun lalu, dan salah seorang dari mereka juga memiliki paspor Belgia, adalah pendukung kelompok militan, dan beberapa di antaranya berhubungan dengan militan kelahiran Kosovo yang terlibat dalam pertempuran di Suriah dan Irak.
"Keenam orang itu sedang mempersiapkan serangan teroris di dalam dan di luar Kosovo, serangan teroris terhadap disko di Gracanica, serangan terhadap gereja Ortodoks di Mitrovica Utara, serangan terhadap pasukan NATO di Kosovo dan serangan teroris lainnya di Perancis dan Belgia," kata pengadilan dalam sebuah pernyataan pada Rabu.
Baik Gracanica dan Mitrovica Utara adalah daerah yang dihuni terutama oleh minoritas Serbia yang tinggal di Kosovo.
Lebih dari 300 warga Kosovo telah melakukan perjalanan ke Suriah sejak 2012 dan 70 orang di antaranya yang ikut bertempur bersama kelompok-kelompok militan, dinyatakan tewas.
Tidak ada serangan kelompok militan di Kosovo, meskipun lebih dari 100 orang telah dipenjara atau didakwa dengan tuduhan ikut bertempur di Suriah dan Irak. Beberapa dari mereka dinyatakan bersalah karena merencanakan serangan di Kosovo.
Pihak berwenang menghadapi tugas yang sulit tentang bagaimana mengintegrasikan kembali mereka yang kembali ke tanah air mereka. Agen keamanan internasional dan domestik sebelumnya telah memperingatkan risiko yang ditimbulkan oleh kelompok militan yang kembali.
Pada April tahun ini, Kosovo menerima kembali 110 warganya dari Suriah, termasuk empat anggota militan, 32 wanita dan 74 anak-anak.
Keempat anggota kelompok militan itu dan beberapa wanita telah didakwa karena berpartisipasi dalam perang di luar negeri, sebuah pelanggaran yang dapat dihukum dengan hukuman penjara hingga 15 tahun.
Jaksa mengatakan mereka sedang menyelidiki lebih dari 200 tersangka lainnya.
Sumber: Reuters
Baca juga: Pertemuan puncak Balkan desak dialog Serbia-Kosovo
Baca juga: Serbia nyatakan gunakan jalur "alternatif" untuk pasok Kosovo Utara Baca juga: Presiden EU Perkirakan NATO di Kosovo Selama Lima Tahun
Penerjemah: Atman Ahdiat
Editor: Maria D Andriana
Copyright © ANTARA 2019
Tags: