Mendag segera cabut regulasi yang menghambat arus masuk investasi
4 September 2019 21:51 WIB
Gubernur BI Perry Warjiyo (kiri), Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution (tengah) dan Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita (kanan) dalam konferensi pers bertema "Pengembangan Industri Manufaktur untuk Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi secara Berkelanjutan dan Inklusif" di Jakarta, Rabu malam (4/9/2019). (ANTARA/ Zubi Mahrofi)
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan pihaknya akan segera mencabut sejumlah regulasi yang dianggap menghambat arus masuk investasi atau relokasi industri dari negara luar.
"Arus masuk atau relokasi industri begitu banyak maka kita harus tangkap peluangnya," ujar Enggartiasto Lukita usai Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di Jakarta, Rabu malam.
Saat ini, ia menilai bahwa belum sinkronnya regulasi antara pemerintah pusat dan daerah masih menjadi salah satu faktor penghambat datangnya investasi dari investor potensial.
Baca juga: Pengamat: regulasi yang sederhana permudah pelaku usaha
"Yang selalu menjadi keluhan investor potensial adalah ketidaksinkronan peraturan pusat dan daerah pada saat dilapangan," katanya.
Dalam Rakorpusda itu, ia mengemukakan, para Gubernur telah berkomitmen kuat untuk memberikan kemudahan perizinan, begitu juga di pemerintah pusat.
Di sisi lain, Enggartiasto mengatakan, pihaknya juga akan terus berupaya untuk membuka akses pasar yang lebih besar melalui berbagai perjanjian perdagangan sehingga diharapkan dapat memperkuat kinerja industri manufaktur nasional.
Baca juga: Presiden Jokowi: Regulasi tak sesuai perkembangan zaman harus dihapus
"Kalau manufaktur dan industri lainnya sudah ada, maka persoalannya bagaimana memasarkannya, yaitu dengan buka akses pasar dengan berbagai perjanjian perdagangan yang kita lakukan. Ini dapat mengejar ekspor di tengah ketidakpastian permintaan dunia," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya menargetkan dapat menyelesaikan tiga perjanjian dagang hingga akhir tahun ini sehingga turut mendorong kinerja ekspor dan investasi di Indonesia.
"Sampai hari ini, sudah ada 14 perjanjian perdagangan dalam kurun waktu tiga tahun, hingga akhir tahun ada tiga lagi, jadi totalnya ada17 perjanjian perdagangan," ucapnya.
Menurut dia, dengan melakukan perjanjian perdagangan dengan negara lain maka akan membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia.
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, melalui Rakorpusda itu diharapkan dapat meningkatkan sinergitas antar pemerintah pusat dan daerah sehingga mencapai satu kesepakatan yang akhirnya memajukan industri manufaktur di Indonesia.
"Saya kira Rakor ini kelebihannya adalah menjadi lebih sinergis baik pemerintah pusat dan daerah. Berbagai sektor ada kerjasama dan ada feedback untuk mempertajam langkah-langkah yang diambil.
Melalui rapat tingkat tinggi itu, lanjut dia, semuanya dapat dibahas dan dibicarakan bersama-sama sehingga peraturan pemerintah pusat dan daerah menjadi sinkron.
"Arus masuk atau relokasi industri begitu banyak maka kita harus tangkap peluangnya," ujar Enggartiasto Lukita usai Rapat Koordinasi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, dan Bank Indonesia (Rakorpusda) di Jakarta, Rabu malam.
Saat ini, ia menilai bahwa belum sinkronnya regulasi antara pemerintah pusat dan daerah masih menjadi salah satu faktor penghambat datangnya investasi dari investor potensial.
Baca juga: Pengamat: regulasi yang sederhana permudah pelaku usaha
"Yang selalu menjadi keluhan investor potensial adalah ketidaksinkronan peraturan pusat dan daerah pada saat dilapangan," katanya.
Dalam Rakorpusda itu, ia mengemukakan, para Gubernur telah berkomitmen kuat untuk memberikan kemudahan perizinan, begitu juga di pemerintah pusat.
Di sisi lain, Enggartiasto mengatakan, pihaknya juga akan terus berupaya untuk membuka akses pasar yang lebih besar melalui berbagai perjanjian perdagangan sehingga diharapkan dapat memperkuat kinerja industri manufaktur nasional.
Baca juga: Presiden Jokowi: Regulasi tak sesuai perkembangan zaman harus dihapus
"Kalau manufaktur dan industri lainnya sudah ada, maka persoalannya bagaimana memasarkannya, yaitu dengan buka akses pasar dengan berbagai perjanjian perdagangan yang kita lakukan. Ini dapat mengejar ekspor di tengah ketidakpastian permintaan dunia," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, pihaknya menargetkan dapat menyelesaikan tiga perjanjian dagang hingga akhir tahun ini sehingga turut mendorong kinerja ekspor dan investasi di Indonesia.
"Sampai hari ini, sudah ada 14 perjanjian perdagangan dalam kurun waktu tiga tahun, hingga akhir tahun ada tiga lagi, jadi totalnya ada17 perjanjian perdagangan," ucapnya.
Menurut dia, dengan melakukan perjanjian perdagangan dengan negara lain maka akan membuka akses pasar bagi produk-produk Indonesia.
Pada kesempatan sama, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, melalui Rakorpusda itu diharapkan dapat meningkatkan sinergitas antar pemerintah pusat dan daerah sehingga mencapai satu kesepakatan yang akhirnya memajukan industri manufaktur di Indonesia.
"Saya kira Rakor ini kelebihannya adalah menjadi lebih sinergis baik pemerintah pusat dan daerah. Berbagai sektor ada kerjasama dan ada feedback untuk mempertajam langkah-langkah yang diambil.
Melalui rapat tingkat tinggi itu, lanjut dia, semuanya dapat dibahas dan dibicarakan bersama-sama sehingga peraturan pemerintah pusat dan daerah menjadi sinkron.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019
Tags: