Samarinda (ANTARA) - Sebanyak 10 ribu ton cangkang kelapa sawit diekspor perdana dari Kabupaten Paser, Provinsi Kalimantan Timur ke Jepang pada Rabu di pendopo kabupaten setempat.

Pelepasan dilakukan Wakil Bupati Paser Kaharudin, didampingi Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil, Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Balikpapan Abdul Rahman, dan Ketua DPRD Paser Hendra Wahyudi.

Wakil Bupati Paser Kaharudin saat dihubungi dari Samarinda, Rabu mengatakan, ekspor komoditas cangkang sawit itu merupakan pertama kali dari Kabupaten Paser.

“Ini ekspor perdana dari Kabupaten Paser untuk komoditas cangkang kelapa sawit. Semoga ke depan ada komoditas lain yang bisa diekspor,” katanya.

Menurut dia banyak potensi komoditas lain di Paser yang bisa diekspor seperti sarang burung walet dan rumput laut.

“Semoga sarang wallet dan rumput laut bisa diekspor. Jadi meningkat pendapatan masyarakat,” ucapnya.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Ali Jamil mengatakan ekspor perdana ini merupakan kebanggan Indonesia, khususnya Pemkab Paser.

Ia berharap komoditas seperti sarang walet, rumput laut dan pisang di Paser bisa diekspor.

“Potensi di sini ada pisang kepok, nanas dan sarang walet. Semua bisa diekspor,” katanya.

Untuk sarang walet, ia meminta agar Pemkab Paser dapat memastikan komoditas tersebut dikelola dengan baik sehingga dapat di ekspor ke luar negeri.

“Sarang burung walet kami dengar sudah dilepas antararea, maksudnya ke daerah lain seperti Surabaya, Medan dan Jakarta. Saya minta dikelola supaya bisa ekspor ke luar negeri,” katanya.

Di hari yang sama, pelaku usaha sarang walet mendapatkan bimbingan teknis pemenuhan persyaratan Sanitary and Phytosanitary, atau bimtek pencucian sarang burung walet.

Menurut Kepala Karantina Pertanian Balikpapan, Abdul Rahman sarang burung walet yang dicuci dengan bersih, memiliki nilai jual yang lebih mahal.

“Di sarang walet itu kan ada bulunya, kalau dicabut saja, dibersihkan, itu harganya akan lebih mahal. Makanya pada hari ini kami berikan pembinaan,” kata Abdul Rahman.

Baca juga: APCASI nilai cangkang sawit berpeluang tambah devisa

Baca juga: Peneliti rekomendasi cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar

Baca juga: Cangkang sawit bahan bakar ramah lingkungan

Baca juga: Kementan jamin kesehatan dan keamanan ekspor turunan sawit