Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah, Kamis pagi, cenderung stabil pada posisi Rp9.315/9.325 per dolar AS dibandingkan dengan sehari sebelumnya pada Rp9.316/9.325, karena pelaku pasar menunggu hasil pertemuan bank sentral Indonesia (BI) mengenai suku bunga acuan (BI Rate). "Para pelaku pasar cenderung berdiam diri sambil menunggu Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI yang akan memutuskan apakah BI Rate akan dinaikkan akibat laju inflasi Mei yang tinggi," kata Direktur Retail Banking PT Bank Mega Tbk, Kostaman Thayib, di Jakarta. Dikatakannya, RDG BI diperkirakan akan menaikkan BI Rate untuk mengimbangi inflasi yang tinggi dan mempertahankan investor asing agar tetap bermain di pasar domestik. Karena dikhawatirkan apabila BI Rate tidak dinaikkan, para investor asing akan mengalihkan dananya ke tempat lainnya yang lebih baik dalam meraih gain, katanya. Menurut Kostaman, BI memang akan menerima beban yang berat dengan dinaikkannya BI Rate, karena tingkat pengembalian dana itu akan lebih besar dari sebelumnya. Tujuan dari kenaikan BI Rate selain untuk memicu rupiah agar bisa di bawah angka Rp9.300 per dolar AS, juga untuk menjaga investor asing tetap bermain di Indonesia, katanya. Karena itu, katanya, pergerakan rupiah terhadap dolar AS berada dalam kisaran yang sempit tidak jauh dalam kisaran antara Rp9.300 sampai Rp9.315 per dolar AS. Menurut dia, BI Rate naik atau tidak sebenarnya tidak masalah, karena tidak menimbulkan pengaruh yang besar terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pengaruh positif itu hanya bersifat sementara saja. "Karena itu aktifitas pasar masih berjalan dengan tenang tidak seramai hari sebelumnya, " katanya. Rupiah, lanjutnya, juga agak tertekan oleh melemah bursa saham regional seperti indeks Nikkei, Jepang yang turun 0,6 persen. (*)