Persiapan puncak acara Sail Nias 2019 capai 80 persen
4 September 2019 19:40 WIB
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin (kiri) bersama Menkum HAM Yasonna Laoly (kedua kiri) saat meninjau persiapan puncak acara Sail Nias 2019. (HO-Kemenko Kemaritiman)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koordinator Kemaritiman menyatakan persiapan puncak acara Sail Nias 2019 telah mencapai sekitar 80 persen sebelum pelaksanaan pada 14 September 2019.
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin menyampaikan capaian tersebut dalam peninjauan lokasi pelaksanaan Sail Nias, di Pelabuhan Baru, Teluk Dalam, Nias Selatan, Rabu (4/9).
"Persiapan Sail Nias ini tinggal 10 hari lagi, pertama-pertama yang kita lihat adalah tempat acara puncak, acara puncaknya kita lihat sudah 80 persen (rampung)," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Sail Nias 2019 jadi pintu masuk gali potensi wisata Nias
Meski dianggap persiapan sudah matang, Deputi Safri yang datang bersama dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjelaskan masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama fasilitas umum seperti pengaturan jalan dan parkir kendaraan serta penginapan para tamu atau pengunjung.
Safri menjelaskan akses jalan masuk ke puncak acara yang sempit menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Namun, ia mengatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencarikan lahan parkir. Terlebih, akan ada 31 bus bantuan dari Kementerian Perhubungan yang akan digunakan dalam puncak acara.
"Ini akan menjadi kreatifitas kepolisian dalam mencari lahan parkir, entah itu lahan masyarakat atau yang lain. Karena kalau parkirnya di pinggir jalan akan macet total," tambahnya.
Sementara untuk penginapan, lanjut Safri, dilihat dari jumlah hotel dan 'homestay' yang terbilang tidak banyak, maka disarankan tidak semuanya harus menginap dekat dengan lokasi acara di Nias Selatan. Para pengunjung bisa menginap di kawasan lain termasuk Gunungsitoli dan kota lainnya.
"Tinggal di kota (menginap di kota lainnya) memang perjalanan cukup jauh sekitar 100 km tetapi kalau dia bisa berangkat kurang dari jam 6, biaya akomodasi bisa ditanggung oleh kota/kabupaten lain jadi tidak hanya Nias Selatan yang menanggung," jelasnya.
Selain para tamu atau pengunjung yang datang, Deputi Safri juga berharap agar warga sekitar mampu mengkondisikan kegiatan mereka saat acara Sail Nias berlangsung.
Misalnya, kegiatan pasar dekat lokasi acara yang diharapkan dapat disesuaikan untuk tidak buka terlebih dahulu atau hanya dibuka setengah hari. Hal itu dilakukan agar tidak menyebabkan kemacetan oanjang di sekitar area acara puncak.
"Untuk keseluruhannya, bagus. Walaupun dengan segala kekurangan," pungkasnya.
Baca juga: Kemenpar: Sail Nias momentum revitalisasi pariwisata Nias
Deputi Bidang Koordinasi SDM, IPTEK dan Budaya Maritim Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin menyampaikan capaian tersebut dalam peninjauan lokasi pelaksanaan Sail Nias, di Pelabuhan Baru, Teluk Dalam, Nias Selatan, Rabu (4/9).
"Persiapan Sail Nias ini tinggal 10 hari lagi, pertama-pertama yang kita lihat adalah tempat acara puncak, acara puncaknya kita lihat sudah 80 persen (rampung)," katanya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Sail Nias 2019 jadi pintu masuk gali potensi wisata Nias
Meski dianggap persiapan sudah matang, Deputi Safri yang datang bersama dengan Menteri Hukum dan HAM Yasonna Laoly dan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menjelaskan masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama fasilitas umum seperti pengaturan jalan dan parkir kendaraan serta penginapan para tamu atau pengunjung.
Safri menjelaskan akses jalan masuk ke puncak acara yang sempit menjadi salah satu kendala yang dihadapi. Namun, ia mengatakan akan berkoordinasi dengan kepolisian untuk mencarikan lahan parkir. Terlebih, akan ada 31 bus bantuan dari Kementerian Perhubungan yang akan digunakan dalam puncak acara.
"Ini akan menjadi kreatifitas kepolisian dalam mencari lahan parkir, entah itu lahan masyarakat atau yang lain. Karena kalau parkirnya di pinggir jalan akan macet total," tambahnya.
Sementara untuk penginapan, lanjut Safri, dilihat dari jumlah hotel dan 'homestay' yang terbilang tidak banyak, maka disarankan tidak semuanya harus menginap dekat dengan lokasi acara di Nias Selatan. Para pengunjung bisa menginap di kawasan lain termasuk Gunungsitoli dan kota lainnya.
"Tinggal di kota (menginap di kota lainnya) memang perjalanan cukup jauh sekitar 100 km tetapi kalau dia bisa berangkat kurang dari jam 6, biaya akomodasi bisa ditanggung oleh kota/kabupaten lain jadi tidak hanya Nias Selatan yang menanggung," jelasnya.
Selain para tamu atau pengunjung yang datang, Deputi Safri juga berharap agar warga sekitar mampu mengkondisikan kegiatan mereka saat acara Sail Nias berlangsung.
Misalnya, kegiatan pasar dekat lokasi acara yang diharapkan dapat disesuaikan untuk tidak buka terlebih dahulu atau hanya dibuka setengah hari. Hal itu dilakukan agar tidak menyebabkan kemacetan oanjang di sekitar area acara puncak.
"Untuk keseluruhannya, bagus. Walaupun dengan segala kekurangan," pungkasnya.
Baca juga: Kemenpar: Sail Nias momentum revitalisasi pariwisata Nias
Pewarta: Ade irma Junida
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: