Akibat kemarau panjang, ribuan hektare lahan padi di Boyolali kering
4 September 2019 19:35 WIB
Seorang petani sedang melintas membawa rumput di tengah lahan persawahan tanaman padi yang mengalami kekeringan, di Desa Banyudono Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali,Rabu (4/9/2019). ANTARA/Bambang Dwi Marwoto
Boyolali (ANTARA) - Dinas Pertanian Boyolali, Jawa Tengah, menyebutkan dampak musim kemarau yang berkepanjangan menyebabkan seribuan hektare lahan tanaman padi di wilayah ini, mengalami kekeringan.
Kepala Dispertan Boyolali Bambang Jiyanto melalui Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman, Marsini, di Boyolali, Rabu, mengatakan, ada sekitar 1.392 hektare lahan persawahan tanaman padi mengalami kekeringan dari total seluas 22.717 Ha di wilayah ini.
Marsini mengatakan musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir ini, menyebabkan lahan pertanian yang mengalami kekeringan yang semakin meluas, terutama lahan daerah tadah hujan bisa menyebabkan gagal panen.
"Lahan sawah yang gagal panen pada umumnya tanaman padi yang jauh dari saluran irigasi permanen. Daerah rawan kekeringan antara lain di wilayah Kecamatan Klego, Sambi, Simo, dan Karanggede, tanaman padi di sawah itu, banyak yang gagal panen," kata Marsini.
Menurut dia, lahan sawah yang tamanan padi mengalami gagal panen tercatat sudah mencapai 177 hektare. Jumlah tersebut ada kemungkinan bisa bertambah luasannya karena melihat dari kondisi kekeringan yang melanda sebagian besar di Boyolali.
Bahkan, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kemarau akan berlangsung hingga Desember diperkirakan tidak terjadi hujan. Pihaknya mendapat informasi kemarau tahun ini, kata dia, kemungkinan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya.
Dispertan Boyolali sebenarnya sudah berupaya menfasilitasi masalah kekeringan di sektor pertanian tersebut. Hal itu, misalnya dengan membuat sumur-sumur pantek di lokasi persawahan. Lahan sawah yang mengalami gagal panen kebanyakan sumber mata air tanah minim.
Namun, pihaknya yang membuah sumur dalam di wilayah Nogosari cukup berhasil. Adanya sumur itu, selain bantuan dari Pemerintah, juga dari swadaya para petani dengan membuat sumur sendiri.
Dispertan menarget produksi padi di Boyolali 2019, sebanyak 295.000 ton Gabah Kering panen (GKP). Pihaknya dampak kekeringan berharap produksi padi dari lahan pertanian irigasi teknis dapat meningkat, sehingga target produksi tahun ini, dapat tercapai.
Kepala Dispertan Boyolali Bambang Jiyanto melalui Kasi Perbenihan dan Perlindungan Tanaman, Marsini, di Boyolali, Rabu, mengatakan, ada sekitar 1.392 hektare lahan persawahan tanaman padi mengalami kekeringan dari total seluas 22.717 Ha di wilayah ini.
Marsini mengatakan musim kemarau yang terjadi beberapa bulan terakhir ini, menyebabkan lahan pertanian yang mengalami kekeringan yang semakin meluas, terutama lahan daerah tadah hujan bisa menyebabkan gagal panen.
"Lahan sawah yang gagal panen pada umumnya tanaman padi yang jauh dari saluran irigasi permanen. Daerah rawan kekeringan antara lain di wilayah Kecamatan Klego, Sambi, Simo, dan Karanggede, tanaman padi di sawah itu, banyak yang gagal panen," kata Marsini.
Menurut dia, lahan sawah yang tamanan padi mengalami gagal panen tercatat sudah mencapai 177 hektare. Jumlah tersebut ada kemungkinan bisa bertambah luasannya karena melihat dari kondisi kekeringan yang melanda sebagian besar di Boyolali.
Bahkan, kata dia, berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan kemarau akan berlangsung hingga Desember diperkirakan tidak terjadi hujan. Pihaknya mendapat informasi kemarau tahun ini, kata dia, kemungkinan lebih panjang dibanding tahun sebelumnya.
Dispertan Boyolali sebenarnya sudah berupaya menfasilitasi masalah kekeringan di sektor pertanian tersebut. Hal itu, misalnya dengan membuat sumur-sumur pantek di lokasi persawahan. Lahan sawah yang mengalami gagal panen kebanyakan sumber mata air tanah minim.
Namun, pihaknya yang membuah sumur dalam di wilayah Nogosari cukup berhasil. Adanya sumur itu, selain bantuan dari Pemerintah, juga dari swadaya para petani dengan membuat sumur sendiri.
Dispertan menarget produksi padi di Boyolali 2019, sebanyak 295.000 ton Gabah Kering panen (GKP). Pihaknya dampak kekeringan berharap produksi padi dari lahan pertanian irigasi teknis dapat meningkat, sehingga target produksi tahun ini, dapat tercapai.
Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: