Angkat Besi
Kemenpora temukan angkatan gagal di IIWC mencapai 60 persen
4 September 2019 18:46 WIB
Ilustrasi - Atlet angkat besi junior putri dari Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Internasional Samarinda atas nama Nelly meraih juara di nomor 55kg Junior Putri "2nd Indonesia International Weightlifting Championships" di Kota Semarang, Jawa Tengah, Senin. (Antaranews/Roy Rosa Bachtiar)
Semarang (ANTARA) - Kementerian Pemuda dan Olahraga RI (Kemenpora) menemukan bahwa dari hasil evaluasi kejuaraan "2nd Indonesia International Weightlifting Championships" terdapat 60 persen angkatan yang dilakukan lifter nasional mengalami kegagalan.
Menurut Asdep Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kemenpora RI Washinton, hal ini menjadi perhatiannya secara khusus bersama dengan Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI).
"Hasil evaluasinya ditemukan anak-anak masih membuat kesalahan angkatan mencapai 60 persen. Ini akan jadi acuan untuk pelaksanaan tahun depan, semoga ada perbaikan signifikan," kata Washinton di Semarang, Rabu.
Ia berharap para pelatih angkat besi baik sekolah olahraga seperti PPOP, PPLP, atau PPLM maupun klub bisa mengevaluasi kegagalan tersebut.
Kemenpora akan mencari tahu penyebab pasti munculnya angka tersebut, serta memantau pola pelatihan yang diberikan kepada lifter di lokasi asal.
"Masalahnya apa, evaluasi dan solusinya apa. PB harus tetap memberikan konsep, tinggal kami mengawasi untuk menyinkronkan perencanaan yang mereka buat dengan pendanaan dari kami," pungkas Washinton.
Kegiatan yang berlangsung di GOR Tri Lomba Juang Kota Semarang pada 29 Agustus-5 September ini diikuti sebanyak 270 peserta yang terdiri atas 40 klub dan pengurus cabang, serta dari tiga negara asing yaitu Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para lifter muda bisa mempertahankan minatnya di cabang olahraga angkat besi melalui kompetisi berkelas internasional.
Menurut Washinton, dengan adanya saingan dari luar negeri bisa menumbuhkan nuansa kompetisi yang lebih menantang jika dibandingkan hanya diikuti lifter-lifter lokal.
"Kami buat internasional memang ada tujuannya, untuk menarik minat bibit atlet ini. Karena sensasi berkompetisinya pasti berbeda kalau hanya menghadapi lawan-lawan lokal," katanya menambahkan.
Baca juga: Abdul Rajak jadi juara tunggal 81kg junior putra
Baca juga: Lifter putri Lampung kembali raih juara di IIWC 2019
Baca juga: Lifter muda Banten raih emas dengan angkatan 286kg
Menurut Asdep Pembibitan dan IPTEK Olahraga Kemenpora RI Washinton, hal ini menjadi perhatiannya secara khusus bersama dengan Pengurus Besar Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PB PABBSI).
"Hasil evaluasinya ditemukan anak-anak masih membuat kesalahan angkatan mencapai 60 persen. Ini akan jadi acuan untuk pelaksanaan tahun depan, semoga ada perbaikan signifikan," kata Washinton di Semarang, Rabu.
Ia berharap para pelatih angkat besi baik sekolah olahraga seperti PPOP, PPLP, atau PPLM maupun klub bisa mengevaluasi kegagalan tersebut.
Kemenpora akan mencari tahu penyebab pasti munculnya angka tersebut, serta memantau pola pelatihan yang diberikan kepada lifter di lokasi asal.
"Masalahnya apa, evaluasi dan solusinya apa. PB harus tetap memberikan konsep, tinggal kami mengawasi untuk menyinkronkan perencanaan yang mereka buat dengan pendanaan dari kami," pungkas Washinton.
Kegiatan yang berlangsung di GOR Tri Lomba Juang Kota Semarang pada 29 Agustus-5 September ini diikuti sebanyak 270 peserta yang terdiri atas 40 klub dan pengurus cabang, serta dari tiga negara asing yaitu Malaysia, Filipina, dan Singapura.
Melalui kegiatan ini, diharapkan para lifter muda bisa mempertahankan minatnya di cabang olahraga angkat besi melalui kompetisi berkelas internasional.
Menurut Washinton, dengan adanya saingan dari luar negeri bisa menumbuhkan nuansa kompetisi yang lebih menantang jika dibandingkan hanya diikuti lifter-lifter lokal.
"Kami buat internasional memang ada tujuannya, untuk menarik minat bibit atlet ini. Karena sensasi berkompetisinya pasti berbeda kalau hanya menghadapi lawan-lawan lokal," katanya menambahkan.
Baca juga: Abdul Rajak jadi juara tunggal 81kg junior putra
Baca juga: Lifter putri Lampung kembali raih juara di IIWC 2019
Baca juga: Lifter muda Banten raih emas dengan angkatan 286kg
Pewarta: Roy Rosa Bachtiar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: