Dua korban tewas di sumur yang mengandung gas beracun dievakuasi
4 September 2019 17:08 WIB
Personel BPBD Kabupaten Demak dan Tim SAR melakukan evakuasi korban tewas di dalam sumur warga di Desa Rejosari, Kecamatan Karangawen, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, Rabu (4/9/2019). ANTARA/Dok. BPBD Kabupaten Demak/am.
Demak, Jawa Tengah (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Jawa Tengah, bekerja sama dengan Ttm SAR berhasil mengevakuasi dua korban tewas di dalam sumur warga di Kecamatan Karangawen, Demak, yang diduga mengandung gas beracun, Rabu.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Agus Nugroho di Demak, Rabu, kedua korban tewas di dalam sumur, yakni Slamet Riyadi (50) dan M. Muwahid Efendi (35) sama-sama warga Desa Rejosari.
Keduanya, kata Agus, berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari BPBD Demak serta Tim SAR yang bertugas mengambil kedua korban di dalam sumur yang memang memiliki peralatan memadai.
Kronologi kejadiannya, kata dia, ketika korban pertama Slamet Riyadi yang merupakan warga Desa Rejosari bekerja menguras sumur milik Sudardi warga Desa Rejosari bersama anaknya Zaeni mulai pukul 09.00 WIB.
Awalnya, kata dia, pengurasan air di dalam sumur menggunakan pompa air, setelah surut korban istirahat selama 15 menit bersama anaknya.
Usai istirahat, mereka kembali bekerja untuk membersihkan lumpur yang berada di dalam sumur.
"Ketika sudah turun ke dalam dasar sumur, korban bernama Slamet tiba-tiba lemas dan kemudian pingsan. Karena tidak ada gerakan sama sekali, anak korban yang memegangi tambang di bibir sumur teriak minta tolong," ujarnya.
Teriakan anak korban didengar M. Muwahid Efendi yang kebetulan sedang bekerja di depan rumahnya mendatangi korban.
"Tanpa pikir panjang, tetangganya itu langsung turun untuk menolong korban yang sudah pingsan di dalam sumur," ujarnya.
Ketika EFendi berupaya membawa korban ke atas, kata dia, ternyata tidak kuat karena kehabisan nafas kemudian jatuh bersama di dasar sumur.
Anak korban yang masih di atas sumur, kemudian minta tolong ke warga sekitar, kemudian warga melapor ke Polsek Karangawen dan pihak terkait.
Hasil pemeriksaan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat, kata dia, keduanya meninggal ketika masih di dalam sumur.
Ia mengimbau kepada warga yang bekerja menguras sumur untuk mengecek apakah mengandung gas beracun atau tidak dengan menggunakan lampu atau api, ketika mati dimungkinkan mengandung gas beracun.
Sumur yang menewaskan dua warga tersebut, kata dia, memang mengandung gas beracun, sehingga pemiliknya diimbau untuk ditimbun karena tidak layak digunakan untuk air minum.
"Jika sekadar untuk mandi dan cuci masih memungkinkan," ujarnya.
Menurut Kepala BPBD Kabupaten Agus Nugroho di Demak, Rabu, kedua korban tewas di dalam sumur, yakni Slamet Riyadi (50) dan M. Muwahid Efendi (35) sama-sama warga Desa Rejosari.
Keduanya, kata Agus, berhasil dievakuasi oleh tim gabungan dari BPBD Demak serta Tim SAR yang bertugas mengambil kedua korban di dalam sumur yang memang memiliki peralatan memadai.
Kronologi kejadiannya, kata dia, ketika korban pertama Slamet Riyadi yang merupakan warga Desa Rejosari bekerja menguras sumur milik Sudardi warga Desa Rejosari bersama anaknya Zaeni mulai pukul 09.00 WIB.
Awalnya, kata dia, pengurasan air di dalam sumur menggunakan pompa air, setelah surut korban istirahat selama 15 menit bersama anaknya.
Usai istirahat, mereka kembali bekerja untuk membersihkan lumpur yang berada di dalam sumur.
"Ketika sudah turun ke dalam dasar sumur, korban bernama Slamet tiba-tiba lemas dan kemudian pingsan. Karena tidak ada gerakan sama sekali, anak korban yang memegangi tambang di bibir sumur teriak minta tolong," ujarnya.
Teriakan anak korban didengar M. Muwahid Efendi yang kebetulan sedang bekerja di depan rumahnya mendatangi korban.
"Tanpa pikir panjang, tetangganya itu langsung turun untuk menolong korban yang sudah pingsan di dalam sumur," ujarnya.
Ketika EFendi berupaya membawa korban ke atas, kata dia, ternyata tidak kuat karena kehabisan nafas kemudian jatuh bersama di dasar sumur.
Anak korban yang masih di atas sumur, kemudian minta tolong ke warga sekitar, kemudian warga melapor ke Polsek Karangawen dan pihak terkait.
Hasil pemeriksaan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat, kata dia, keduanya meninggal ketika masih di dalam sumur.
Ia mengimbau kepada warga yang bekerja menguras sumur untuk mengecek apakah mengandung gas beracun atau tidak dengan menggunakan lampu atau api, ketika mati dimungkinkan mengandung gas beracun.
Sumur yang menewaskan dua warga tersebut, kata dia, memang mengandung gas beracun, sehingga pemiliknya diimbau untuk ditimbun karena tidak layak digunakan untuk air minum.
"Jika sekadar untuk mandi dan cuci masih memungkinkan," ujarnya.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019
Tags: