Tokoh adat gelar ritual adat cari nelayan hilang
4 September 2019 10:21 WIB
Sejumlah tokoh adat sedang menggelar ritual adat pencarian nelayan yang tenggelam dan hilang di Flores Timur, NTT. (ANTARA/Humas SAR Maumere)
Kupang (ANTARA) - Sejumlah tokoh adat di desa Lohayong, Pulau Solor, Kabupaten Flores Timur mulai menggelar ritual adat untuk proses pencarian Sulaiman Apang nelayan yang hilang pascaperahunya ditabrak kapal cepat pada Sabtu (31/8) pekan lalu.
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere Irsan Anshari Arsyad yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu, mengatakan bahwa saat ini para tokoh adat itu sudah berkumpul di rumah adat.
"Saat ini mereka sudah berkumpul di rumah adat untuk menggelar ritual, " katanya saat ditanya terkait kelanjutan proses pencarian nelayan asal Lohayong yang hilang tenggelam di perairan Watanpao saat sedang memancing.
Baca juga: SAR Maumere berkoordinasi tokoh adat pencarian nelayan hilang
Ia mengatakan bahwa saat ini ketika para tetua adat sedang menggelar ritual adat tim SAR bersama personel lainnya sudah terjun ke lapangan untuk melanjutkan proses pencarian di hari Kelima.
Karena, lanjut dia, pada proses pencarian di hari pertama hingga keempat belum menemukan hasil padahal menurut dia tak ada kendala sama sekali seperti angin kencang dan gelombang di laut.
Ia mengatakan, sebelumnya pada Selasa (3/9) pihaknya sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan para tokoh adat untuk menggelar ritual adat terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pencarian jasad nelayan tersebut.
"Kita berharap ada hasilnya pada hari ini. Karena memang kami sepertinya kesulitan sekali, " tambah dia.
Sebelumnya diberitakan Sulaiman Apang bersama rekan-rekannya pada Sabtu (31/8) pekan lalu sedang memancing di perairan Watampao Flores Timur. Ketika sedang memancing kapal cepat Fantasi Ekspress yang melaju dengan cepat tak melihat perahu nelayan tersebut sehingga menabraknya.
Akibatnya usai ditabrak, perahu tersebut rusak berat dan langsung tenggelam, rekan-rekan Sulaiman selamat dalam kejadian tersebut sementara Sulaiman tenggelam dan hilang.
Polisi pun kemudian untuk sementara menahan nahkodanya untuk mencari keterangan lebih lanjut soal kasus kecelakaan tersebut.*
Baca juga: Kapal Brunai hilang di perairan Malaysia, ada empat kru WNI
Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere Irsan Anshari Arsyad yang dihubungi ANTARA dari Kupang, Rabu, mengatakan bahwa saat ini para tokoh adat itu sudah berkumpul di rumah adat.
"Saat ini mereka sudah berkumpul di rumah adat untuk menggelar ritual, " katanya saat ditanya terkait kelanjutan proses pencarian nelayan asal Lohayong yang hilang tenggelam di perairan Watanpao saat sedang memancing.
Baca juga: SAR Maumere berkoordinasi tokoh adat pencarian nelayan hilang
Ia mengatakan bahwa saat ini ketika para tetua adat sedang menggelar ritual adat tim SAR bersama personel lainnya sudah terjun ke lapangan untuk melanjutkan proses pencarian di hari Kelima.
Karena, lanjut dia, pada proses pencarian di hari pertama hingga keempat belum menemukan hasil padahal menurut dia tak ada kendala sama sekali seperti angin kencang dan gelombang di laut.
Ia mengatakan, sebelumnya pada Selasa (3/9) pihaknya sudah berkoordinasi terlebih dahulu dengan para tokoh adat untuk menggelar ritual adat terlebih dahulu sebelum dilakukan proses pencarian jasad nelayan tersebut.
"Kita berharap ada hasilnya pada hari ini. Karena memang kami sepertinya kesulitan sekali, " tambah dia.
Sebelumnya diberitakan Sulaiman Apang bersama rekan-rekannya pada Sabtu (31/8) pekan lalu sedang memancing di perairan Watampao Flores Timur. Ketika sedang memancing kapal cepat Fantasi Ekspress yang melaju dengan cepat tak melihat perahu nelayan tersebut sehingga menabraknya.
Akibatnya usai ditabrak, perahu tersebut rusak berat dan langsung tenggelam, rekan-rekan Sulaiman selamat dalam kejadian tersebut sementara Sulaiman tenggelam dan hilang.
Polisi pun kemudian untuk sementara menahan nahkodanya untuk mencari keterangan lebih lanjut soal kasus kecelakaan tersebut.*
Baca juga: Kapal Brunai hilang di perairan Malaysia, ada empat kru WNI
Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019
Tags: