Padang (ANTARA News) - Kereta api reguler rute Padang-Pariaman, Sumbar, menabrak mini bus (travel), Selasa sekitar pukul 17.59 WIB di kawasan rel simpang Perumahan Singgalang, Tabing, mengakibatkan delapan orang korban dan satu di antaranya tewas. Korban yang tewas M. Syahril (37) warga Tilatang Kamang, Kota Bukittinggi, mengalami luka parah pada bagian kepala. M. Syahril sempat dirawat di RSUP M Djamil Padang, namun nyawanya tidak terselamatkan, kata dokter bedah di RSUP M Djamil Padang, Selasa malam. Dokter Bedah RSUP M Djamil, enggan ditulis namanya, menyebutkan, pihak sudah mengusahakan merawat secara intensif, tetapi karena luka pada bagian kepalanya cukup serius akhirnya nyawanya tidak tertolong. Ny, Husnah, keluarga korban di RSUP M Djamil Padang, menyebutkan, korban lainnya yang mengalami luka parah, Armon (37) patah kaki dan tangan kirinya serta robek di paha kiri. Kondisi yang sama juga dialami Eti Asnita (35), karena beberapa bagian badannya mengalami patah tulang juga dirujuk ke RSUP M. Djamil. Sedangkan tiga korban lainnya hanya mengalami luka lecet, yakni Rubama (64) dirawat di RSUP M Djamil dan Tia Syuhada (27) dan Elvianti (30) di RS Yosudarso Padang. Sementara yang penumpang yang tidak mengalami cidera Reza (5), namun masih trauma dan sopir mini bus berdasarkan informasi dirawat di Rumah Sakit Yosudarso. Armon, satu dari delapan korban itu, menuturkan, kronologis kejadian, tujuh orang dalam mini bus (travel) tersebut adalah femilinya, baru pulang dari membesuk keluarga yang sakit di rumah sakit Putih Bungsu. Ketika ingin bertolak menuju Bukittinggi, ada seorang penumpang yang dijemput ke perumahan Singgalang, Tabing. Setelah penumpang yang dijemput naik, travel bernomor polisi BA 2016 SW ingin keluar perumahan Vila Fakhri Sindo Permai dan Singgalang menuju jalan raya Adinegor, karena tepat pada rel jalan akan menanjak, mini bus lambat dan tiba-tiba datang kereta api dari arah Lubuk Buaya, sehingga mengenai bodi mini bus. "Kami dalam mini bus travel itu delapan orang, enam di antaranya masih bersaudara, satu penumpang lainnya dan satu sopir," tutur Armon. Hingga berita ini diturunkan, pihak PT Kereta Api Indonesia Divisi Regional Sumatera Barat, belum bisa dihubungi.(*)