Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk menjanjikan akan meningkatkan penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) berbiaya murah atau dari segmen ritel agar perseroan dapat leluasa memangkas suku bunga kredit terutama Kredit Pemilikan Rumah non-subsidi.

Direktur Keuangan & Treasuri BTN Nixon LP Napitupulu di Jakarta, Selasa, mengakui perseroan memang memiliki DPK ritel yang minim dibanding DPK institusi atau korporasi. DPK institusi berbeda dengan simpanan bersumber dari nasabah ritel karena memiliki total pendanaan yang relatif besar namun juga harus dibayar bank dengan bunga simpanan yang tinggi.

Berdasarkan data yang dipaparkan Nixon, bunga simpanan DPK ritel bisa lebih murah sebesar 1-2 persen dibanding DPK institusi. Dengan begitu, diharapkan biaya dana (cost of fund) BTN akan lebih murah dan membuat perseroan leluasa memangkas suku bunga kredit.

"Selama ini memang kita bunga kredit tinggi karena cost of fund (biaya dana) kita mahal, maka untuk turunkan kita perbesar DPK ritel," katanya.

Saat ini, ujar Nixon, porsi DPK ritel di BTN hanya sekitar 30 persen, sedangkan 70 persen sisanya merupakan DPK yang berasal dari nasabah institusi. BTN menargetkan dalam beberapa tahun tahun ke depan porsi DPK ritel bisa meningkat hingga memiliki porsi 60 persen dari total DPK.

"Kedua segmen ini diharapkan tetap tumbuh. Namun pertumbuhan DPK ritel ditargetkan akan lebih tinggi dibandingkan DPK institusi," ujar dia.

Untuk mencapai target penghimpunan DPK ritel itu, emiten bersandi BBTN Itu akan mengingkatkan layanan dan jasa transaksi perbankan. Bahkan, kata Nixon, BTN akan membentuk sebuah organisasi direktorat khusus transaksional yang masuk Rencana Bisnis Bank (RBB) tahun depan.

Selain itu, BTN akan meningkatkan stimulus bagi nasabah untuk menarik dana ritel di cabang-cabang prioritas BTN.

"Banyak proyek yang akan kita implementasikan di cabang-cabang, misal mengembalikan seperti zaman dulu kita terkenal dengan Tabanasnya," kata Nixon.

Pelaksana Harian Direktur Utama Bank BTN, Oni Febriarto mengatakan setiap tahunnya, BTN dapat menjaring sekitar 200.000 nasabah kredit baru. Hal itu menjadi potensi DPK ritel yang sangat besar.

"Dari sisi liabilitias, kita mendorong DPK ritel. Kita tertinggal soal DPK ritel, kita lebih banyak DPK institusi. Kita dorong pertumbuhan DPK ritel," ujar dia.

Baca juga: Percepat Program Sejuta Rumah. BTN dapat tambahan kuota KPR FLPP

Baca juga: Penyewaan hunian apartemen picu KPR nonsubsidi tumbuh lambat

Baca juga: Rasio KPR terhadap PDB nasional hanya 2,9 persen

Baca juga: BTN dongkrak penyaluran KPR hingga 22,29 persen pada April 2019