Jayapura (ANTARA) - Kabid Humas Polda Papua Kombes Ahmad Kamal mengakui, dari laporan yang diterima terungkap senjata api milik TNI AD yang diambil massa pendemo yang digunakan untuk menyerang aparat keamanan di Deiyai hingga terjadi kontak senjata.

Berdasarkan laporan yang diterima 10 pucuk senpi jenis SS 1 yang diambil pendemo setelah membunuh anggota TNI digunakan menyerang dan menembaki aparat keamanan.

“Kontak tembak tidak bisa dihindari karena massa pendemo sudah menyerang anggota,” kata Kamal di Jayapura, Selasa.

Diakui, awalnya aksi demo berjalan aman namun tiba-tiba sekitar 1.000an warga bergabung dan beberapa pendemo melakukan penyerangan ke aparat keamanan hingga menyebabkan satu anggota TNI AD meninggal dan 10 pucuk senpinya diambil pendemo.

Baca juga: Papua Terkini - Polres Mimika fasilitasi tuntutan pengusaha asli Papua

Baca juga: Papua Terkini - Polisi amankan atribut KNPB di Kampung Pisang Timika

Baca juga: Gubernur Papua Barat imbau warga akhiri aksi demonstrasi


Dalam insiden tersebut tercatat satu anggota TNI AD meninggal dan enam anggota TNI-Polri terluka .

Ketika ditanya tentang jumlah korban dari pendemo meninggal dalam insiden tersebut, Kamal mengatakan, pendemo yang meninggal tercatat empat orang dan 16 luka-luka.

Penyidik Polres Paniai telah menetapkan 10 orang sebagai tersangka dan saat ini sudah ditahan.