Jakarta (ANTARA) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) meminta skema pembiayaan transportasi sama dengan skema pembiayaan infrastruktur, yakni memiliki tenor dan waktu pengembalian berjangka panjang dan bunga yang kompetitif.

“Saat ini, skema pembiayaan bagi sektor transportasi nasional masih berjangka waktu pendek dengan beban bunga yang cukup tinggi,” kata Komite Tetap Kadin Perhubungan Bidang Perhubungan Laut Nova Y Mugijanto dalam diskusi yang bertajuk “Mewujudkan Transportasi Umum yang Andal, Efisien dan Berdasay Saing melalui Skema Pembiayaan Infrastruktur” di Jakarta, Selasa.

Sedangkan, dia menjelaskan, jenis usaha di sektor transportasi merupakan sektor usaha yang padat modal dan padat karya dengan tingkat pengembalian investasi yang panjang.

“Karena itu diperlukan skema pembiayaan dengan jangka waktu yang panjang,” katanya.

Untuk itu, Kadin mengusulkan agar angkutan barang dan penumpang dapat dimasukkan sebagai pendanaan infrastruktur seperti yang tertuang dalam PM Keuangan Nomor 100/PMK 010/2009.

Dalam kesempatan sama, Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Perhubungan Carmelita Hartoto pembiayaan sektor transportasi dan infrastruktur yang efektif mampu mendongkrak industri yang memiliki daya saing.

Menurut dia, peran transportasi sangat penting dalam sistem konektivitas yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat dan pemerataan pembangunan ekonomi serta kedaulatan bangsa.

“Pengembangan sistem transportasi yang andal, efisien dan berdaya saing akan serta merta menstimulus pembangunan di bidang ekonomi,” katanya.

Baca juga: Pembangunan LRT di Jateng masuki pembahasan pembiayaan