LSM dorong pengembangan KEK dibanding pindah ibu kota, ini alasannya
3 September 2019 15:47 WIB
Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies (Iress) Marwan Batubara dalam seminar terkait rencana pemindahan ibu kota di Gedung MPR/DPR RI di Jakarta, Selasa. (ANTARA News/Dewa Wiguna)
Jakarta (ANTARA) - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Indonesian Resources Studies (Iress) mendorong pemerintah mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dibandingkan memindahkan ibu kota negara apabila ingin melakukan pemerataan ekonomi.
"Itu cara lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan cara memindahkan ibu kota," kata Direktur Eksekutif Iress Marwan Batubara dalam seminar terkait rencana pemindahan ibu kota di Gedung MPR/DPR RI di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pengembangan kawasan ekonomi khusus itu dilakukan salah satunya dengan membangun sentra produksi pangan atau industri sehingga tumbuh pemerataan ekonomi.
Selain itu ia juga mendorong pengembangan komoditas unggulan daerah seperti di Gorontalo yang dikenal sebagai daerah penghasil jagung.
Pengembangan kawasan ekonomi khusus itu, kata dia, diarahkan ke wilayah Indonesia Timur dan Sumatera agar pembangunan ekonomi lebih merata.
Marwan mengatakan saat ini bukan waktu yang mendesak untuk memindahkan ibu kota negara mengingat ada persoalan prioritas yang harus diatasi.
Persoalan itu, kata dia, di antaranya utang, kemiskinan, dan pembangunan daerah.
Baca juga: Pertanyakan urgensi pindah ibu kota, Fadli Zon sebut sejumlah syarat
Baca juga: Fadli Zon minta biaya pindah ibu kota tidak gunakan dana asing
"Itu cara lebih efisien dan efektif dibandingkan dengan cara memindahkan ibu kota," kata Direktur Eksekutif Iress Marwan Batubara dalam seminar terkait rencana pemindahan ibu kota di Gedung MPR/DPR RI di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pengembangan kawasan ekonomi khusus itu dilakukan salah satunya dengan membangun sentra produksi pangan atau industri sehingga tumbuh pemerataan ekonomi.
Selain itu ia juga mendorong pengembangan komoditas unggulan daerah seperti di Gorontalo yang dikenal sebagai daerah penghasil jagung.
Pengembangan kawasan ekonomi khusus itu, kata dia, diarahkan ke wilayah Indonesia Timur dan Sumatera agar pembangunan ekonomi lebih merata.
Marwan mengatakan saat ini bukan waktu yang mendesak untuk memindahkan ibu kota negara mengingat ada persoalan prioritas yang harus diatasi.
Persoalan itu, kata dia, di antaranya utang, kemiskinan, dan pembangunan daerah.
Baca juga: Pertanyakan urgensi pindah ibu kota, Fadli Zon sebut sejumlah syarat
Baca juga: Fadli Zon minta biaya pindah ibu kota tidak gunakan dana asing
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2019
Tags: