Makassar (ANTARA) - Ketua Forum Umat Islam Bersatu (FUIB) Sulawesi Selatan, Mukhtar Deng Lau mengusulkan agar Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) turun tangan mengatasi persoalan yang terjadi di Provinsi Papua dan Papua Barat.
"Kalau Presiden Jokowi tidak bisa turun, maka lebih elok dan indah jika pak JK yang turun langsung mengatasi polemik yang terjadi di dua provinsi ini," kata Deng Lau di sela-sela pawai Muharam 1441 Hijriah di Makassar, Selasa.
Menurutnya, kapasitas JK yang bukan hanya mampu mengatasi pertikaian maupun permasalahan dalam negeri tetapi jugadi luar negeri.
"Karena kita tahu kapasitasnya bukan hanya dalam negeri, suasana yang kacau bisa dia padamkan dan bisa diselesaikan dengan cepat. Jadi tuntasnya masalah di Papua dan Papua Barat kalau bisa diturunkan JK melerai keadaan," paparnya.
Selain itu, upaya pembangunan puing-puing akibat dari bentrok yang terjadi di Bumi Cendrawasih juga menjadi perhatian FUIB Sulsel agar disegerakan untuk bisa menjaga stabilitas ekonomi di sana.
Lebih jauh, Daeng Lau mengungkapkan bahwa poin utama terhadap dinamika yang terjadi di Papua ialah menjaga keutuhan NKRI dan mempertahankan tanah Indonesia meskipun hanya sejengkal.
"Setiap jengkal dalam negeri Indonesia harus dipertahankan, mulai dari RT, RW, kelurahan kecamatan, kota dan provinsi hingga Indonesia tidak boleh ada yang diambil begitu saja dari NKRI," tegasnya.
Ia juga mengimbau agar oknum-oknum yang memecah persatuan itu segera bertaubat dan kembali menjunjung tinggi Bhineka Tunggal Ika.
"Karena besarnya Indonesia ini dan hampir semua memiliki kebutuhan pokok yang tersendiri maka semuanya harus dijaga," pintanya.
Baca juga: Papua Terkini - PGI harapkan tercipta kedamaian bagi masyakat Papua
Baca juga: Papua Terkini- Fasilitas umum yang rusak saat rusuh segera diperbaiki
Baca juga: Papua Terkini - Polres Merauke gelar rakor Forkompimda
FUIB Sulsel usulkan Wapres JK turun ke Papua
3 September 2019 15:35 WIB
Ketua FUIB Sulsel, Mukhtar Deng Lau usai orasi pawai 1 Muharram 1441 Hijriah di depan Monumen Mandala Makassar, Selasa (3/09/2019). ANTARA/Nur Suhra Wardyah/aa.
Pewarta: Nur Suhra Wardyah
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019
Tags: