Bandung (ANTARA) - Sebanyak 1.076 pondok pesantren di Jawa Barat yang menjadi peserta One Pesantren One Product (OPOP) lolos seleksi tahap satu, dan akan menerima hadiah dari Pemerintah Provinsi Jabar yang diserahkan oleh Gubernur Jabar M Ridwan Kamil pada acara Temu Bisnis OPOP di Kota Bandung, Selasa.

Hadiah tersebut berbentuk temu bisnis, pelatihan, dan pemagangan, bantuan penguatan modal usaha, pendampingan usaha, dan promosi produk melalui pameran.

Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Jawa Barat Kusmana Hartadji menyebutkan bahwa sebagian besar pondok pesantren di Jabar belum mampu mandiri secara ekonomi untuk membiayai kebutuhan operasional maupun pengembangan sarana dan prasarana pesantren.

"Pak Gubernur, Pak Wagub juga hadir untuk memotivasi agar ekonomi umat meningkat," kata Kusmana.

Kusmana berharap, melalui OPOP, ponpes dapat memasarkan produknya secara regional, nasional, dan internasional.

Baca juga: Ridwan Kamil serukan agar pesantren mampu jualan secara "online"

Karena itu, pihaknya akan melibatkan sekitar 40 off-takers untuk berkolaborasi dalam program tersebut.

Perwakilan dari Ponpes Rizalihut Cendikia Bogor Asep Rahmat mengatakan, OPOP dapat mendorong kemandirian pesantren dengan efektif dan efisien.

Menurut dia, produktivitas pesantren dalam kegiatan ekonomi akan meningkat sehingga kebutuhan biaya untuk aktivitas belajar mengajar di Pesantren dapat dipenuhi secara mandiri.

"Pesantren kami jual oleh-oleh di Puncak Bogor, seperti makanan ringan dan lain sebagainya. Omzet saat ini mencapai sekira Rp 200 juta dan terus meningkat," kata Asep.

Asep mengatakan, pihaknya tengah melakukan digitalisasi untuk kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan menjual produk melalui e-commerce dan platform lainnya untuk memperluas pemasaran.

Berikut ini 17 program Pesantren Juara (Pesantren Juara, Umat Sejahtera), yaitu OPOP, Pembentukan lembaga/badan pemberdayaan pesantren, pembangunan data base dan sistem informasi manajemen pesantren, perda pendidikan agama, bantuan sarana dan prasarana untuk pondok pesantren Diniyah, Takmiliyah, dan perda pendidikan agama dan pendirian keagamaan.

Baca juga: Pemprov Jabar dorong pesantren memiliki program pengembangan ekonomi

Kemudian bantuan operasional santri dan insentif kyai, beasiswa bagi santri dalam program studi S-1/S-2/S-3, pendidikan kader ulama pimpinan pesantren, pendidikan Islam moderat dan wawasan kebangsaan, pengembangan manajemen modern pesantren, standardisasi kurikulum pesantren dan penyetaraan alumni pesantren.

Lalu pembinaan dan pengembangan Qira-atul Kutub, penguatan pesantren-pesantren Al Quran, penelitian dan pengumpulan manuskrip karya-karya ulama, pesantren sehat, asri, dan ramah lingkungan, pengiriman santri berprestasi untuk mengikuti pendidikan lanjutan di luar negeri, dan pesantren lansia.