BBKSDA Riau pantau gajah liar yang keluar habitat akibat karhutla
3 September 2019 06:25 WIB
Satu gajah sumatera liar masuk ke kebun warga Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu, Riau, akibat kebakaran di habitatnya di Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN). (ANTARA/HO-BBKSDA Riau)
Pekanbaru (ANTARA) - Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau terus memantau pergerakan gajah-gajah sumatera liar yang berkeliaran di kebun warga karena kebakaran melanda habitat mereka di Taman Nasional Tesso Nilo.
Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Andi Hansen Siregar, kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa, mengatakan bahwa balai besar bekerja sama dengan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) memantau pergerakan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang masuk ke Desa Bongkal Malang di Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, menurut dia, ada dua gajah sumatera yang berkeliaran di kebun warga di daerah itu. Hasil identifikasi awal menunjukkan satu dari dua gajah itu jantan dan sudah dewasa. Anggota mamalia besar dalam famili Elephantidae itu dikabarkan merusak kebun kelapa sawit warga.
"Tanda-tanda sekunder yang ditemukan antara lain jejak dan kotorannya, diperkirakan sudah ada sejak dua hari yang lalu," ujar Hansen.
Menurut laporan terakhir tim pemantau, ia melanjutkan, dua satwa dilindungi tersebut tidak lagi terlihat di sekitar Desa Bongkal Malang pada Senin (2/9).
"Sesuai dari pemantauan tim kami yang bekerja sama dengan Yayasan TNTN, sementara gajah liar sudah tidak ditemukan lagi keberadaannya di Desa Bongkal Malang. Namun, kami masih melakukan penyisiran di lokasi tersebut untuk benar-benar memastikan bahwa kelompok gajah liar tersebut benar-benar sudah kembali ke habitatnya," katanya.
Selain di Bongkal Malang, kawanan yang terdiri atas tiga gajah didapati berkeliaran di wilayah Kecamatan Cirenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Tim BBKSDA sudah menindaklanjuti laporan dari warga tersebut dengan memeriksa lokasi, namun baru bisa menemukan dua gajah di sana.
Hansen menduga gajah-gajah yang kini berkeliaran di kebun warga merupakan bagian dari satu kawanan. Satwa-satwa itu, menurut dia, kemungkinan keluar dari habitat dan berkeliaran di perkebunan warga untuk mencari makan karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda tempat hidup mereka.
Pada pertengahan Juni 2019, gajah liar dari TNTN juga keluar dari habitat dan berkeliaran di kebun warga di Kecamatan Peranap dan Kelayang, Indragiri Hulu. Tim BBKSDA Riau dengan bantuan WWF saat itu langsung menggiring gajah-gajah itu masuk lagi ke habitatnya.
Baca juga:
11 ekor gajah liar dekati permukiman warga di Riau
Konflik gajah liar di Riau meningkat dua kali lipat
Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau, Andi Hansen Siregar, kepada ANTARA di Pekanbaru, Selasa, mengatakan bahwa balai besar bekerja sama dengan Yayasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) memantau pergerakan gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) yang masuk ke Desa Bongkal Malang di Kecamatan Kelayang, Kabupaten Indragiri Hulu.
Berdasarkan informasi dari masyarakat, menurut dia, ada dua gajah sumatera yang berkeliaran di kebun warga di daerah itu. Hasil identifikasi awal menunjukkan satu dari dua gajah itu jantan dan sudah dewasa. Anggota mamalia besar dalam famili Elephantidae itu dikabarkan merusak kebun kelapa sawit warga.
"Tanda-tanda sekunder yang ditemukan antara lain jejak dan kotorannya, diperkirakan sudah ada sejak dua hari yang lalu," ujar Hansen.
Menurut laporan terakhir tim pemantau, ia melanjutkan, dua satwa dilindungi tersebut tidak lagi terlihat di sekitar Desa Bongkal Malang pada Senin (2/9).
"Sesuai dari pemantauan tim kami yang bekerja sama dengan Yayasan TNTN, sementara gajah liar sudah tidak ditemukan lagi keberadaannya di Desa Bongkal Malang. Namun, kami masih melakukan penyisiran di lokasi tersebut untuk benar-benar memastikan bahwa kelompok gajah liar tersebut benar-benar sudah kembali ke habitatnya," katanya.
Selain di Bongkal Malang, kawanan yang terdiri atas tiga gajah didapati berkeliaran di wilayah Kecamatan Cirenti, Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing).
Tim BBKSDA sudah menindaklanjuti laporan dari warga tersebut dengan memeriksa lokasi, namun baru bisa menemukan dua gajah di sana.
Hansen menduga gajah-gajah yang kini berkeliaran di kebun warga merupakan bagian dari satu kawanan. Satwa-satwa itu, menurut dia, kemungkinan keluar dari habitat dan berkeliaran di perkebunan warga untuk mencari makan karena kebakaran hutan dan lahan (karhutla) melanda tempat hidup mereka.
Pada pertengahan Juni 2019, gajah liar dari TNTN juga keluar dari habitat dan berkeliaran di kebun warga di Kecamatan Peranap dan Kelayang, Indragiri Hulu. Tim BBKSDA Riau dengan bantuan WWF saat itu langsung menggiring gajah-gajah itu masuk lagi ke habitatnya.
Baca juga:
11 ekor gajah liar dekati permukiman warga di Riau
Konflik gajah liar di Riau meningkat dua kali lipat
Pewarta: FB Anggoro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019
Tags: