New York (ANTARA) - Kurs dolar AS menguat terhadap sejumlah mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), di tengah penurunan mata uang poundsterling Inggris.

Perdana Menteri Inggris Boris Johnson pada Senin (2/9/2019) menyerukan kepada anggota parlemen untuk memberikan suara menentang "penundaan tak berarti" Brexit, yang sedang dikampanyekan oleh pemimpin oposisi Partai Buruh Jeremy Corbyn dan beberapa pemberontak Tory, dengan mengatakan bahwa "Saya tidak ingin pemilihan."

Perdana menteri berbicara kepada wartawan di depan Downing Street 10 setelah pertemuan kabinet darurat, mengatakan, "Mari kita selesaikan Brexit pada 31 Oktober."

Johnson meminta anggota parlemen untuk tidak memblokir rencana Brexit-nya saat ia berjanji untuk membawa negaranya keluar dari Uni Eropa pada 31 Oktober dengan atau tanpa kesepakatan.

Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,13 persen menjadi 99,0338 dalam perdagangan terakhir.

Pada perdagangan terakhir New York, euro turun menjadi 1,0970 dolar AS dari 1,0978 dolar AS pada sesi sebelumnya, dan pound Inggris turun menjadi 1,2067 dolar AS dari 1,2154 dolar AS pada sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,6716 dolar AS dari 0,6728 dolar AS.

Dolar AS dibeli 106,19 yen Jepang, lebih rendah dari 106,25 yen Jepang pada sesi sebelumnya. Dolar AS turun menjadi 0,9904 franc Swiss dari 0,9906 franc Swiss, dan naik menjadi 1,3328 dolar Kanada dari 1,3319 dolar Kanada.

Baca juga: Ketegangan perdagangan mereda, kurs dolar AS menguat
Baca juga: Dolar AS sedikit menguat seiring kekhawatiran akan resesi