Kata KKP, ikan Dewa di Jawa masuki masa punah
2 September 2019 18:54 WIB
Dirjen Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto (baju putih) saat mengunjungi tempat budidaya ikan Dewa di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin (2/9/2019). ANTARA/Agita Tarigan
Purwokerto (ANTARA) - Direktur Jenderal Perikanan Budidaya Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Slamet Soebjakto mengatakan salah satu spesies ikan endemik asli Indonesia, yakni ikan Dewa, kini mulai masuk dalam masa kepunahan.
Menurut dia, kepunahan ikan yang bentuknya mirip dengan ikan Mas ini paling dirasakan di wilayah Jawa.
"Di Jawa, ikan Dewa dulunya asli dari Sungai Serayu. Dari alam yang khas, yang ada di Banyumas ini. Sekarang sudah sulit ditemukan," ujar Slamet Soebjakto saat mengunjungi tempat budidaya ikan Dewa di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin.
Kendati demikian, ikan yang hidup di air tawar itu masih bisa dijumpai di beberapa wilayah, di antaranya di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
"Di Danau Toba ada jenis ikan Dewa lain yang khusus. Jenis ikan genus Tor di sana, bentuknya hampir kayak yang di Jawa. Tapi ada perbedaannya. Jadi, daerah punya Tor jenis lokal," kata dia.
Slamet Soebjakto menuturkan ada tiga alasan yang biasanya menjadi penyebab ikan mulai sulit ditemukan di perairan Indonesia.
Eksploitasi berlebih pada satu jenis ikan, merupakan faktor pertama pembuat makhluk air itu menjadi langka, ungkap dia.
"Ada juga kondisi lingkungan yang memburuk. Seperti ada penambangan emas dan minyak yang membuat perairan jadi tercemar dan keruh," terang Slamet.
Selanjutnya, penggunaan alat tangkap ikan yang bersifat destruktif. Faktor itu juga termasuk penyumbang kelangkaan ikan, kata dia.
"Dampak dari penggunaan alat tangkap ikan yang salah, bahkan bisa menghancurkan banyak jenis ikan. Untuk ikan dewa ini, kita harap jangan sampai punah," kata Slamet.
Menurut dia, kepunahan ikan yang bentuknya mirip dengan ikan Mas ini paling dirasakan di wilayah Jawa.
"Di Jawa, ikan Dewa dulunya asli dari Sungai Serayu. Dari alam yang khas, yang ada di Banyumas ini. Sekarang sudah sulit ditemukan," ujar Slamet Soebjakto saat mengunjungi tempat budidaya ikan Dewa di Purwokerto, Jawa Tengah, Senin.
Kendati demikian, ikan yang hidup di air tawar itu masih bisa dijumpai di beberapa wilayah, di antaranya di Sumatera Barat dan Sumatera Utara.
"Di Danau Toba ada jenis ikan Dewa lain yang khusus. Jenis ikan genus Tor di sana, bentuknya hampir kayak yang di Jawa. Tapi ada perbedaannya. Jadi, daerah punya Tor jenis lokal," kata dia.
Slamet Soebjakto menuturkan ada tiga alasan yang biasanya menjadi penyebab ikan mulai sulit ditemukan di perairan Indonesia.
Eksploitasi berlebih pada satu jenis ikan, merupakan faktor pertama pembuat makhluk air itu menjadi langka, ungkap dia.
"Ada juga kondisi lingkungan yang memburuk. Seperti ada penambangan emas dan minyak yang membuat perairan jadi tercemar dan keruh," terang Slamet.
Selanjutnya, penggunaan alat tangkap ikan yang bersifat destruktif. Faktor itu juga termasuk penyumbang kelangkaan ikan, kata dia.
"Dampak dari penggunaan alat tangkap ikan yang salah, bahkan bisa menghancurkan banyak jenis ikan. Untuk ikan dewa ini, kita harap jangan sampai punah," kata Slamet.
Pewarta: Agita Tarigan
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019
Tags: