Akademisi desak polisi tangkap pengibar bendera Bintang Kejora
1 September 2019 21:33 WIB
Salah satu tersangka (kiri) memperagakan pelemparan saat olah TKP yang digelar oleh Dirkrimum Polda Papua, di Kota Jayapura, Minggu (1/9/2019). (ANTARA/HO-Polda Papua/aa (Handout Humas Polda Papua)
Lebak (ANTARA) - Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Wasilatul Falah Rangkasbitung Encep Khaerudin mendesak kepolisian agar segera menangkap pelaku pengibaran bendera Bintang Kejora di depan Istana Negara.
"Sangat saya sayangkan," kata Encep Khaerudin saat diminta tanggapannya di Lebak, Minggu terkait peristiwa itu.
Baca juga: Papua Terkini - Polisi klaim situasi Jayapura berangsur normal
Baca juga: Papua Terkini - Polisi sebut 28 inisial tersangka anarkis di Jayapura
Baca juga: Papua Terkini - Suku Arfak gelar temu adat sikapi situasi Manokwari
Polisi diminta tanggap melihat aksi unjuk rasa di Istana Negara serta menangkap pelakunya karena dinilai sudah radikal.
Encep melihat persoalan yang terjadi saat ini di Papua seharusnya bisa diselesaikan secara damai dan tidak mengorbankan rakyat.
"Kalau saya lihat aksi unjuk rasa di depan Istana masih ada kaitannya di Provinsi Papua tentunya terdapat aktor intelektual di belakangnya yang ingin terjadinya gangguan keamanan," katanya.
Menanggapi kondisi Papua terkini, Encep menyarankan agar pemerintah segera menyerahkan sepenuhnya pemulihan keamanan dan penegakan hukum di Papua kepada kepolisian.
Selain itu, Encep juga berharap agar umat Muslim jangan ikut terprovokasi dengan peristiwa unjuk rasa di Papua yang berujung anarkis.
"Ricuh yang terjadi di Papua dipastikan merupakan ulah sekelompok orang yang ingin memecah belah NKRI," ujar dia.
"Sangat saya sayangkan," kata Encep Khaerudin saat diminta tanggapannya di Lebak, Minggu terkait peristiwa itu.
Baca juga: Papua Terkini - Polisi klaim situasi Jayapura berangsur normal
Baca juga: Papua Terkini - Polisi sebut 28 inisial tersangka anarkis di Jayapura
Baca juga: Papua Terkini - Suku Arfak gelar temu adat sikapi situasi Manokwari
Polisi diminta tanggap melihat aksi unjuk rasa di Istana Negara serta menangkap pelakunya karena dinilai sudah radikal.
Encep melihat persoalan yang terjadi saat ini di Papua seharusnya bisa diselesaikan secara damai dan tidak mengorbankan rakyat.
"Kalau saya lihat aksi unjuk rasa di depan Istana masih ada kaitannya di Provinsi Papua tentunya terdapat aktor intelektual di belakangnya yang ingin terjadinya gangguan keamanan," katanya.
Menanggapi kondisi Papua terkini, Encep menyarankan agar pemerintah segera menyerahkan sepenuhnya pemulihan keamanan dan penegakan hukum di Papua kepada kepolisian.
Selain itu, Encep juga berharap agar umat Muslim jangan ikut terprovokasi dengan peristiwa unjuk rasa di Papua yang berujung anarkis.
"Ricuh yang terjadi di Papua dipastikan merupakan ulah sekelompok orang yang ingin memecah belah NKRI," ujar dia.
Pewarta: Mansyur suryana
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2019
Tags: