Pelabuhan Meulaboh merugi akibat peralihan rute pelayaran kapal
1 September 2019 20:06 WIB
Sejumlah anak buah Kapal Motor Penyeberangan (KMP) Teluk Sinabang membenahi tali pengikat kapal di Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh-Sinabang Desa Gampong Teugoh, Samatiga, Aceh Barat,. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/foc. (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)
Meulaboh (ANTARA) - Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pelabuhan Penyeberangan Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Romi Masri mengakui dampak pengalihan rute pelayaran dari Meulaboh ke Sinabang, Pulau Simeulue, Aceh menyebabkan pendapatan asli daerah (PAD) berkurang dan lembaga milik daerah mengalami kerugian.
"Biasanya setiap kali ada pelayaran, kita bisa mendapatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp1,5 juta," kata Romi Masri kepada ANTARA, Sabtu di Meulaboh.
Pendapatan tersebut bersumber dari pas masuk pelabuhan, biaya parkir dan sumber pendapatab resmi lainnya seperti kutipan retribusi.
Dampak pengalihan rute akibat cuaca buruk yang melanda perairan Samudera Indonesia di wilayah barat Aceh sejak tanggal 28 Agustus hingga 3 September 2019 tersebut, mengakibatkan calon penumpang harus mengalihkan tujuan keberangkatan mereka dari daratan Aceh ke Pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat harus menempuh jarak perjalanan sekitar tiga jam dari Aceh Barat ke Kabupaten Aceh Selatan, sehingga warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi darat.
Selain pelabuhan, kata Romi, kondisi perekonomian warga di sekitar pelabuhan juga ikut terdampak karena jumlah pembeli ikut berkurang.
"Kita berharap cuaca di laut segera membaik, sehingga pendapatan masyarakat dan penerimaan retribusi daerah dalam tahun 2019 ini bisa terpenuhi," kata Romi Masri menambahkan.
Pihaknya mengakui target penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) di lembaga yang ia pimpin tersebut masih relatif kecil yakni sekitar Rp120 juta per tahun, pungkasnya.
"Biasanya setiap kali ada pelayaran, kita bisa mendapatkan sumber pendapatan asli daerah (PAD) sekitar Rp1,5 juta," kata Romi Masri kepada ANTARA, Sabtu di Meulaboh.
Pendapatan tersebut bersumber dari pas masuk pelabuhan, biaya parkir dan sumber pendapatab resmi lainnya seperti kutipan retribusi.
Dampak pengalihan rute akibat cuaca buruk yang melanda perairan Samudera Indonesia di wilayah barat Aceh sejak tanggal 28 Agustus hingga 3 September 2019 tersebut, mengakibatkan calon penumpang harus mengalihkan tujuan keberangkatan mereka dari daratan Aceh ke Pelabuhan Labuhan Haji, Kabupaten Aceh Selatan.
Kondisi ini menyebabkan masyarakat harus menempuh jarak perjalanan sekitar tiga jam dari Aceh Barat ke Kabupaten Aceh Selatan, sehingga warga harus mengeluarkan biaya tambahan untuk transportasi darat.
Selain pelabuhan, kata Romi, kondisi perekonomian warga di sekitar pelabuhan juga ikut terdampak karena jumlah pembeli ikut berkurang.
"Kita berharap cuaca di laut segera membaik, sehingga pendapatan masyarakat dan penerimaan retribusi daerah dalam tahun 2019 ini bisa terpenuhi," kata Romi Masri menambahkan.
Pihaknya mengakui target penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) di lembaga yang ia pimpin tersebut masih relatif kecil yakni sekitar Rp120 juta per tahun, pungkasnya.
Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2019
Tags: