BNPB: 429 meninggal dan hilang akibat bencana hingga Agustus 2019
30 Agustus 2019 21:13 WIB
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo saat jumpa pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (30/8/2019). (ANTARA/Dewanto Samodro)
Jakarta (ANTARA) - Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo mengatakan sebanyak 429 orang meninggal dunia dan hilang akibat bencana yang terjadi sepanjang Januari hingga Agustus 2019.
"Selama Januari hingga Agustus 2019 terjadi 2.524 bencana. Yang paling banyak adalah bencana hidrometeorologi yang mencapai 98 persen lebih," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan yang paling banyak terjadi adalah puting beliung (816 kejadian), banjir (647 kejadian), tanah longsor (614 kejadian), kemudian disusul kebakaran hutan dan lahan (345 kejadian).
Jenis bencana yang paling banyak menimbulkan korban adalah banjir, yaitu 253 orang meninggal dunia dan 19 orang hilang. Sedangkan kejadian bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa pada Agustus 2019 adalah gempa di bagian Selatan Jawa yang terjadi pada 2 Agustus.
Selain menimbulkan korban meninggal dunia dan hilang, bencana hingga Agustus 2019 juga menyebabkan 1.640 orang luka-luka, 3.464.347 orang mengungsi dan terdampak, 37.906 rumah rusak, dan 1.474 fasilitas umum rusak.
"Dibandingkan periode yang sama pada 2018, jumlah kejadian bencana pada 2019 memang meningkat. Namun, dampaknya menurun," tuturnya.
Agus mengatakan pada 2018 terjadi 2.352 bencana, sehingga pada 2019 terjadi kenaikan 7,3 persen. Namun, jumlah korban meninggal dan hilang menurun 43,6 persen dari 760 orang pada 2018 menjadi 429 orang pada 2019.
Begitu juga jumlah korban luka-luka yang menurun 32,3 persen, jumlah pengungsi yang menurun 63,3 persen, dan jumlah rumah rusak yang menurun 84,7 persen.
"Selama Januari hingga Agustus 2019 terjadi 2.524 bencana. Yang paling banyak adalah bencana hidrometeorologi yang mencapai 98 persen lebih," kata Agus dalam jumpa pers yang diadakan di Graha BNPB, Jakarta, Jumat.
Agus mengatakan yang paling banyak terjadi adalah puting beliung (816 kejadian), banjir (647 kejadian), tanah longsor (614 kejadian), kemudian disusul kebakaran hutan dan lahan (345 kejadian).
Jenis bencana yang paling banyak menimbulkan korban adalah banjir, yaitu 253 orang meninggal dunia dan 19 orang hilang. Sedangkan kejadian bencana yang paling banyak menimbulkan korban jiwa pada Agustus 2019 adalah gempa di bagian Selatan Jawa yang terjadi pada 2 Agustus.
Selain menimbulkan korban meninggal dunia dan hilang, bencana hingga Agustus 2019 juga menyebabkan 1.640 orang luka-luka, 3.464.347 orang mengungsi dan terdampak, 37.906 rumah rusak, dan 1.474 fasilitas umum rusak.
"Dibandingkan periode yang sama pada 2018, jumlah kejadian bencana pada 2019 memang meningkat. Namun, dampaknya menurun," tuturnya.
Agus mengatakan pada 2018 terjadi 2.352 bencana, sehingga pada 2019 terjadi kenaikan 7,3 persen. Namun, jumlah korban meninggal dan hilang menurun 43,6 persen dari 760 orang pada 2018 menjadi 429 orang pada 2019.
Begitu juga jumlah korban luka-luka yang menurun 32,3 persen, jumlah pengungsi yang menurun 63,3 persen, dan jumlah rumah rusak yang menurun 84,7 persen.
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019
Tags: